4. Lini belakang Chelsea dan Gary Cahill mengecewakan
Ini bukan kali pertamanya Gary Cahill memimpin Chelsea keluar dari terowongan pemain. Tetapi, laga final ini menjadi perdana bagi sang bek di luar bayang-bayang John Terry yang telah mengucapkan selamat tinggal ke Stamford Bridge pada akhir pekan kemarin.
Cahill sempat berperan besar dengan menghalau tembakan chip Mesut Oezil di garis gawang pada babak pertama. Akan tetapi, secara keseluruhan permainan bertahan Chelsea, terutama David Luiz, saat Arsenal mencetak kedua gol mereka sangatlah mengecewakan.
5. Karier baru Alex Oxlade-Chamberlain sebagai bek sayap
Alex Oxlade-Chamberlain berperan besar sebagai bek sayap kanan dalam formasi 3-5-2 Arsenal sebelum cedera pada April. Di laga final ini, sang pemain yang belum fit tersebut secara mengejutkan dipasang sebagai bek sayap kiri. Hal ini semakin menunjukkan fleksibilitas sang pemain di mata sang pelatih.
Mantan pemain Southampton itu pun bermain solid walau tak gemilang. Ia bertahan bagus dalam menghadapi tusukan-tusukan Vicotr Moses, bek sayap kanan Chelsea. Uniknya, kedua pemain adalah penyerang yang dikonversikan sebagai bek sayap.
Oxlade-Chamberlain pun berperan besar dalam memastikan Arsenal mendapat keunggulan. Ia menarik kakinya saat menjaga Moses yang melakukan penetrasi ke kotak penalti Arsenal. Moses menjatuhkan diri, mungkin mengantisipasi tackle dari Oxlade-Chamberlain, dan mendapat kartu kuning keduanya pada laga ini sehingga Chelsea harus bermain 10 pemain.
6. Selamat tinggal, Diego Costa?
Laporan yang ramai di media Inggris menyebutkan kalau laga final ini adalah partai terakhir Diego Costa bersama Chelsea. Entah ke Liga China atau kembali ke Atletico Madrid, sang striker bengal dikatakan hampir pasti akan meninggalkan London biru.
Costa mendapat satu kesempatan bagus pada menit ke-28 setelah menyambut umpan lambung dari Pedro. Akan tetapi, tembakannya bisa ditepis dari jarak dekat oleh kiper kedua Arsenal, David Ospina. Pada laga ini ia bereaksi keras setelah bek muda Arsenal, Rob Holding, menariknya ke tanah.
Ia bahkan terlihat mengayunkan kaki ke arah Holding. Pada awal babak kedua ia kembali memperlihatkan emosinya setelah keputusan wasit tidak memihak dia dengan sang pemain kelihatan secara verbal memarahi wasit Anthony Taylor.
Luapan emosi seperti itu sangat jarang terlihat dari sang striker pada musim ini. Namun, ia tetap menunjukkan diri sebagai penggedor piawai dengan mencetak gol penyama kedudukan Chelsea sekitar 15 menit sebelum bubar.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | - |
Komentar