Emery: 'Finish the season with a trophy': Before the Coupe de France final against Angers, Unai Emery underscored… https://t.co/EwAzGZ0oSG pic.twitter.com/4ay4ZoXsXl
— PSG_MP (@PSG_MP) May 26, 2017
"Kami harus mendaki Himalaya. Melakukannya dengan memakai sandal akan mustahil. Karena itu kami harus memakai sepatu yang tepat," ujar Moulin di Sports.fr.
Puncak "Himalaya Paris" gagal digapai Angers. Tapi, anak asuh Moulin tetap bisa bangga karena mampu menahan imbang PSG 0-0.
Partai itu mesti dijadikan acuan bagi pasukan Angers. Karl Toko Ekambi cs layak percaya diri karena mereka menutup Ligue 1 musim ini dengan hasil bagus.
Angers mengumpulkan dua kemenangan plus sebiji hasil imbang dalam tiga partai pamungkas liga. PSG malah hanya bermain imbang 1-1 kontra Caen di pertandingan terakhir.
Edisi ke-100
Namun, kekecewaan itu justru bakal memicu amarah PSG. Gelar Coupe de France bakal menjadi setitik terang di akhir perjalanan musim Les Parisiens yang cenderung muram.
Baca Juga:
- Berkat Kekalahan Arsenal, Sinar Granit Xhaka Muncul Musim Ini
- Tangisan Petinggi PSS Sleman untuk Pemain Elang Jawa
- Ezra Walian Punya Standar untuk Tentukan Klub Baru
"Bagi kami Coupe de France musim ini penting. Ini adalah edisi ke-100. Kami ingin gelar ke-11, karena itu kami bersiap agar mampu bermain baik dan menang," kata pelatih PSG, Unai Emery.
Analogi Moulin masih relevan dipakai di ajang Coupe de France. PSG adalah Himalaya yang sulit ditaklukkan di ajang kompetisi piala domestik (Coupe de France dan Coupe de la Ligue).
Edinson Cavani cs selalu menang dalam 31 partai pamungkas mereka!
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar