Kesalahan paling fatal ia tunjukkan pada pertandingan tandang kontra Persela, 10 Mei 2017. Kontrol bola tak sempurna Pacheco memudahkan Ivan Carlos mencuri lalu meneruskan si kulit bulat ke gawang Persija.
Kedatangan Rohit Chand pada medio Maret lalu membangkitkan romantisme di benak para Jakmania. Maklum, gelandang sentral berkebangsaan Nepal ini pernah bersinar bareng Persija di Liga Super Indonesia (LSI) 2013.
Namun, penampilan Rohit musim ini ibarat jauh panggang dari api. Dia belum menghadirkan solusi bagi minimnya kreativitas serangan Persija yang berujung kepada catatan jumlah gol (4 gol) paling buruk kedua di Liga 1 setelah Persiba Balikpapan.
Sejak awal, masalah paling pelik di Persija adalah ketajaman. Luiz Junior diharapkan bisa mengatasi persoalan ini karena memiliki modal meyakinkan berupa 17 gol selama berseragam Barito Putera di ajang Torabika Soccer Championship (TSC) 2016.
Baca juga:
- Tangisan Petinggi PSS Sleman untuk Pemain Elang Jawa
- Andik Vermansah dan Zah Rahan Beda Nasib di Liga Super Malaysia
- Komentar Pedas Legenda Persib untuk Essien dan Cole
Junior sempat menjalani start oke dengan mencetak dua gol dalam dua pertandingan pembuka Liga 1 kontra Persiba dan Barito.
Akan tetapi, performanya berangsur menurun pada laga-laga berikutnya, termasuk ketika gagal menjebol gawang Bali United via titik putih, Minggu (21/5/2017).
Tandem Junior, Bruno Lopes, lebih parah. Striker berpredikat marquee player Persija ini baru mencetak satu gol. Dialah marquee player berposisi penyerang yang koleksinya paling sedikit bersama Shane Smeltz (Borneo FC).
Catatan Bruno bahkan kalah dari Michael Essien (Persib Bandung) dan Wiljan Pluim (PSM Makassar), yang notabene menempati pos gelandang. Kedua pemain tersebut sudah menorehkan dua gol di Liga 1.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar