Pemandangan pemakai nomor punggung 29 di Arsenal itu melepaskan operan diagonal ke arah dua sayap, Hector Bellerin atau Kieran Gibbs, mulai sering terlihat dalam permainan Arsenal.
Pengaruh membesarnya peran dua sayap dalam serangan adalah naiknya posisi tiga pemain terdepan, yakni ujung tombak dan dua gelandang serang di belakangnya, Mesut Oezil dan Alexis Sanchez.
Xhaka memiliki pilihan rekan yang bisa ia oper. Pada pekan-pekan terakhir musim ini, kemampuannya membaca permainan pun turut meningkat.
Operan-operan mengesankan Xhaka mulai rutin terlihat. Saat melawan Sunderland, Sanchez layak dianggap sebagai pahlawan kemenangan dengan dua golnya.
Namun, gol pertama penyerang Cile itu berawal dari aksi brilian Xhaka. Operan lambungnya menemui Oezil, yang memberikan assist.
Akan tetapi, Xhaka belum lepas dari kekurangan. Saat berada di bawah tekanan lawan, operannya sering juga tidak akurat.
Pemain bertinggi badan 185 cm itu masih harus membenahi kemampuan menjaga penguasaan bola dengan menggiring si kulit bulat menjauh dari para pengejarnya.
Pemain berdarah Kosovo-Albania ini bakal berharap pola ini terus dipakai Arsenal. Akan tetapi, kemauannya itu mungkin bakal buyar kalau Wenger tidak melanjutkan kariernya di klub London Utara tersebut.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar