Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Susy Susanti Tidak Mau Membandingkan dengan Prestasi Masa Lalu

By Kamis, 25 Mei 2017 | 10:17 WIB
Pasangan ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriani Rahayu (kanan) bersalaman dengan pasangan ganda putri Denmark, Christinna Pederson/Kamila Rytter Juhl, pada partai kelima penyisihan Grup 1D Piala Sudirman di Carrara Sports Indoor Stadium, Rabu (24/5/2017).
BADMINTON INDONESIA
Pasangan ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriani Rahayu (kanan) bersalaman dengan pasangan ganda putri Denmark, Christinna Pederson/Kamila Rytter Juhl, pada partai kelima penyisihan Grup 1D Piala Sudirman di Carrara Sports Indoor Stadium, Rabu (24/5/2017).

Tim bulu tangkis Indonesia harus mengakhiri kiprah pada Piala Sudirman 2017 lebih cepat setelah tersisih di babak penyisihan Grup 1D.

Hasil ini menjadi pencapaian terburuk Indonesia sejak mengikuti turnamen beregu campuran ini pada 1989.

Manajer tim Indonesia, Susy Susanti yang mengantar Indonesia menjuarai Piala Sudirman 1989 menuturkan bahwa hasil ini seharusnya akan menjadi bahan untuk bisa bangkit.

"Dengan hasil ini bagi saya, saya harus tetap positive thinking. Seorang juara tidak mungkin dilalui dengan langsung satu kemenangan," kata Susy.

Dengan situasi perbulu tangkisan kita saat ini yang hanya bisa berprestasi di sektor tertentu, justru ini memacu kami bahwa kami memang butuh kerja keras," ucap Susy.

Meski kalah, Susy tidak ingin tim terpuruk dengan satu kegagalan. Dia berharap tim bisa lebih kuat, lebih berani untuk mencapai prestasi yang diinginkan.

Susy menilai penampilan atlet-atlet Indonesia saat berjumpa dengan Denmark dan bisa memenangi laga ini menjadi catatan tersendiri.

"Perjuangan dan semangat yang ditampilkan bisa membuktikan bahwa kami masih ada. Banyak evaluasi yang harus dilakukan karena kekuatan bulu tangkis sekarang merata.

"Contohnya, Taiwan mengalahkan Korea dan Thailand hampir kalah dari Hong Kong," ujar Susy.

Lebih jauh Susy menyebutkan bahwa kekuatan bulu tangkis dunia tidak lagi bertumpu di negara-negara yang memiliki sejarah panjang seperti Indonesia, China, Korea dan Jepang.


Editor : Delia Mustikasari
Sumber : badmintonindonesia.org


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X