Robert melihat masa depan pemain ini cerah. Kepercayaan dari pelatih adalah satu hal, namun keyakinan suporter adalah hal berbeda. Ferdinand masih harus memenangi yang terakhir ini.
Di mata suporter, ayah dua anak ini sejatinya dianggap pilar utama Pasukan Ramang untuk meraih kejayaan di Liga 1.
Suksesnya mencetak 10 gol di TSC 2016, kendati absen membela timnas di fase akhir turnamen, membuat ekspektasi yang dibebankan pada pundak sang pemain membesar. Hal ini masih ditambah dengan cara Ferdinand melihat dirinya sendiri.
"Ferdinand terkadang terlalu menekan dirinya sendiri. Dia menetapkan standar yang sangat tinggi dan menaikkan level ekspektasi atas dirinya. Saat tidak bisa dipenuhi, dia frustrasi. Inilah yang masih kita perbaiki sekarang," ujar Robert.
"Ferdinand tidak lagi seemosional beberapa tahun lalu sebagaimana dikatakan orang-orang."
Pelatih PSM Makassar, Robert Rene Alberts
Adapun Ferdinand bukan kali ini saja bertindak kontroversial. Salah satu yang paling melekat di benak penikmat sepak bola lokal yakni saat suami dari Aghie Veronicca ini membela tim nasional pada laga pertandingan amal melawan Asean All Star di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (11/5/2014).
Karena terus dicemooh suporter setiap kali menggiring bola, Ferdinand memanjat pagar dan lari ke arah tribune suporter selepas pertandingan. Ia pun masih terlihat emosi dengan memukul bangku penonton saat digiring menuju ruang ganti.
Ledakan emosi ini yang membuatnya tak dipanggil pelatih Alfred Riedl untuk membela Indonesia di Piala AFF 2014. Ia juga menerima hukuman dari Komdis PSSI berupa larangan membela timnas selama dua laga dan denda sebesar Rp 50 juta.
Pada Piala AFF tahun lalu pun, pelatih Alfred Riedl baru memanggilnya ke timnas setelah tekanan luas dari publik.
Di final ISL 2014 antara Persib Bandung versus Persipura Jayapuradi Stadion Jakabaring, Ferdinand meneriaki rekan setimnya, Muhammad Ridwan, sebelum membanting botol air mineral. Ketika itu, Ferdinand membantah ia beradu mulut dengan Ridwan.
Pemain yang sudah memperkuat 10 klub selama 11 tahun karier profesionalnya ini juga berulah di leg kedua perempat final Piala Presiden 2015 saat mengejar gelandang Mitra Kukar, Hendra Ridwan.
Tak lama berselang, Ferdinand dikenai sanksi dua laga di Piala Jenderal Sudirman karena dianggap mengintimidasi wasit Iwan Sukoco setelah pertandingan melawan Persija Jakarta.
Berulangnya tindakan tak terpuji itu yang terus mengikis keyakinan suporter padanya. Namun, itu tak berlaku bagi Robert.
"Ferdinand tidak lagi seemosional beberapa tahun lalu sebagaimana dikatakan orang-orang. Saya rasa Ferdinand sudah jauh membaik di musim lalu. Kami sudah sering berdiskusi tentang ini, interval sikap emosionalnya terus berkurang dan dia semakin dewasa," kata Robert.
"Saya memang merasa masih perlu membimbingnya. Dia menerima dan belajar dari semua yang terjadi. Saya rasa sekarang setiap kali melihat dirinya melakukan sesuatu yang kurang baik, Ferdinand akan merasa malu sendiri," kata mantan pelatih Arema tersebut.
Di mata Robert, keluarga menjadi alasan utama di balik kian matangnya sang penyerang.
"Ini bukan cuma soal pertandingan. Ferdinand punya keluarga. Dia punya anak kecil yang semakin dewasa, kian bijak, dan mulai banyak bertanya. Menurut saya, Ferdinand akan segera tiba pada titik di mana semua hal buruk ini sudah lewat darinya," ucap Robert.
Top scorer Asian Games 2014 ini tentu beruntung karena memiliki orang yang begitu memercayainya. Namun, ada harga yang harus dibayar oleh Ferdinand dan hanya penampilan memikat di atas lapangan yang bisa melunasinya.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | juara.net |
Komentar