Posisi kedua klub berubah lagi pada pekan ke-15. PSG di posisi kedua klasemen, Monaco ketiga. Kali ini PSG (35) unggul dua poin atas Monaco (33).
Tapi, sekali lagi, Paris langsung lengser pada pertandingan berikutnya. Tim asuhan Unai Emery kalah 0-3 dari Montpellier sedangkan pasukan Leonardo Jardim menggasak Bastia 5-0. Sejak saat itu PSG tak pernah bisa lagi menyusul ASM.
Desember malah menjadi periode buruk PSG yang dimaksimalkan Monaco. Termasuk kekalahan dari Montpellier, Paris hanya meraih empat poin dalam empat partai di bulan terakhir 2016 itu. Di lain pihak, Monaco mendapatkan sembilan angka. Saat libur Natal-Tahun Baru, Monaco sudah unggul tiga poin.
Dahsyat Sejak Januari
PSG mencoba bangkit setelah pergantian tahun. Performa juara diperlihatkan Marco Verratti dkk. dengan meraih 41 poin dari kemungkinan maksimal 45 dalam 15 laga.
Tapi, Monaco mengimbangi dengan performa dahsyatnya sendiri. Mereka meraih 38 poin dalam 14 pertandingan. ASM minus satu partai karena laga kontra St. Etienne pada pekan ke-31 ditunda. Sampai pekan ke-34, kedua tim jadi memiliki poin sama. Namun, ketajaman Monaco mencetak gol membuat mereka tak pernah bisa disalip PSG.
Hingga akhirnya Paris sendiri yang tidak tahan. Mereka kalah 1-3 dari Nice pada pekan ke- 35. Monaco? Tim Merah-Putih meneruskan streak kemenangan sejak pekan ke-27.
Monaco jadi unggul tiga poin pada pekan ke-37 dengan mereka menyimpan satu pertandingan lebih banyak. ASM akhirnya menyudahi perebutan gelar juara dengan raihan tiga poin dalam partai tunda melawan St. Etienne pada Rabu kemarin.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.769 |
Komentar