Di tengah-tengah dua periode tersebut, muncul masa kelam lain. Pada musim 1981-1982 Inter mencatatkan rekor serupa, persis delapan partai tanpa kemenangan.
Giuseppe Bergomi cs absen mengeruk poin penuh sepanjang giornata 22-29, masing-masing lawan Genoa (1-1), Udinese (1-1), Roma (2-3), Como (1-1), Napoli (1-1), Juventus (0-1), Fiorentina (1-1), dan Bologna (1-3).
Dibandingkan kinerja pada 1948 dan 2017, rapor Inter ketika itu masih lebih baik dengan kemasan lima skor imbang dan tiga kali kalah (0-5-3).
Finis pada peringkat kelima di liga, tim asuhan Eugenio Bersellini bahkan terhibur oleh hadirnya trofi Coppa Italia 1981-1982.
Berselang 35 tahun setelahnya, siklus anyar yang berpotensi paling gelap dalam sejarah klub bisa terjadi.
Minggu (21/5/2017), Icardi dkk bakal melakoni duel berat di markas tim yang sedang tampil luar biasa, Lazio.
Baca Juga:
- Selamat Datang ke Serie A, SPAL
- Kehancuran Blackburn Rovers karena Pengusaha Ayam
- Wawancara Ciro Ferrara: Juventus, Rahasia Italia, sampai Liga 1 Indonesia
Kalau performa teranyar menjadi acuan, sepertinya rekor tanpa kemenangan terpanjang Inter bakal tercatat musim ini menjadi sembilan laga.
Pada dua masa krisis sebelumnya, Nerazzurri selalu berhasil memutus tren buruk di partai kesembilan, yaitu atas Livorno 1-0 (1948) dan Avellino 2-1 (1982).
Selain itu, andai kalah di Olimpico nanti, skuat Inter Milan 2016-2017 lagi-lagi bakal mencoreng diri dengan rekor kekalahan beruntun terbanyak dalam semusim di Serie A.
Catatan terjelek skuat Hitam-Biru saat ini ada di angka lima kekalahan tanpa putus, yakni pada musim 1947-1948, 1955-1956, dan 1956-1957.
Sekarang Inter berada dalam jalur mengerikan itu akibat kekalahan dari Fiorentina, Napoli, Genoa, dan Sassuolo di empat laga terbaru.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Berbagai sumber |
Komentar