Berita yang tidak diinginkan Saint-Etienne tiba. Pada Selasa (9/5), pelatih Christophe Galtier mengumumkan akan mengundurkan diri pada akhir musim ini. Galtier saat ini berstatus sebagai pelatih yang paling lama bertahan di satu klub Ligue 1.
Penulis: Riemantono Harsojo
Dia sudah tujuh setengah tahun membesut Saint-Etienne. Datang sebagai asisten Alain Perrin pada tahun 2008, Galtier kemudian menjadi pelatih kepala Les Verts (Tim Hijau) pada Desember 2009 setelah Perrin dipecat.
Galtier berhasil membawa Saint- Etienne menjadi juara Piala Liga Prancis 2013 yang menjadi trofi pertama dalam lebih dari tiga dekade untuk klub pengoleksi 10 gelar juara Liga Prancis itu.
Pelatih berusia 50 tahun itu kemudian selalu membawa Tim Hijau lolos ke kompetisi Eropa pada empat musim terkini. Wajar kalau kepergian Galtier disesali Saint-Etienne meski pada musim ini Les Verts gagal masuk zona Eropa.
Mantan bek itu sendiri sebenarnya terikat kontrak dengan klub sampai Juni 2018.
"Tanggal 9 Mei bukan hari baik buat saya. Namun, karena rasa sayang saya kepada pelatih, setelah bersama-sama bertahun-tahun, saya mesti menerima keputusan ini seperti seorang ayah menerima fakta anaknya meninggalkan rumah," kata Presiden Saint- Etienne, Bernard Caiazzo, seperti dikutip L'Equipe.
Pertandingan kandang melawan Paris-Saint-Germain pada Minggu (14/5) akan menjadi laga perpisahan Galtier sebagai pelatih Saint-Etienne dengan publik Stadion Geoffroy-Guichard. Setelah pertandingan ini, Les Verts akan memainkan dua partai sisa Ligue 1 di luar kandang.
Caiazzo meminta para fan Saint- Etienne memberikan penghormatan untuk seorang pria yang luar biasa pada Minggu ini. Kemenangan menjadi hadiah perpisahan indah Galtier dengan publik Geoffroy Guichard. Sang pelatih juga 'menuntut' kemenangan diberikan oleh anak asuhnya.
"Saya ingin sisa minggu saya di sini menjadi pekan-pekan penuh kebahagiaan, tawa, dan sukacita," kata Galtier sebelum memberikan trofi pemain terbaik Les Verts musim ini kepada bek sekaligus kapten Loic Perrin, Selasa (9/5).
Misi Sulit
Perrin cs. menghadapi misi sulit untuk dapat selalu memberikan pekan penuh kebahagiaan kepada sang pelatih. PSG datang untuk mengambil tiga poin agar peluang menjadi kampiun Ligue 1 tetap terbuka sampai pekan terakhir. PSG berada di peringkat dua dengan koleksi poin 83 dari 36 pertandingan. Sementara itu, AS Monaco memimpin klasemen dengan 86 poin dari 35 pertandingan.
Baca juga:
- Kekecewaan Andy Murray soal Performanya pada Madrid Terbuka
- Djokovic Melaju, Murray Kandas
- Simona Halep Raih Tiket ke Semifinal Madrid Terbuka 2017
"Anda harus menghormati apa yang telah dilakukan Monaco. Itu bagus buat Ligue 1 karena memiliki kompetisi yang ketat. Namun, kompetisi belum berakhir," kata kiper PSG, Kevin Trapp, setelah kemenangan 5-0 atas Bastia pada pekan lalu.
Dalam empat duel terakhir di Geoffroy Guichard, PSG selalu mengalahkan Saint-Etienne. Namun, PSG kalah 1-3 dalam partai tandang terakhir di markas Nice. Selain itu, di partai ini PSG masih tanpa gelandang Thiago Motta dan sayap Angel Di Maria setelah mendapat kartu merah di pertandingan kontra Nice.
PSG tetap diunggulkan menang di pertandingan ini. Namun, spirit tinggi Les Verts untuk menang di partai kandang terakhir sekaligus memberi hadiah indah kepada sang pelatih dapat menghambat ambisi tim Paris. Hasil imbang tidaklah buruk buat Saint-Etienne.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Taboid Bola |
Komentar