Berpatokan dari hasil itu, segeralah mencuat anggapan bahwa Manchester Merah bisa tampil lebih baik tanpa striker yang wira-wiri di berbagai klub top di sejumlah liga papan atas Eropa itu.
Mourinho mesti mendapatkan jawaban atas pertanyaan: mana yang lebih tepat, United lebih baik dengan atau tanpa Ibra?
Berbeda Jauh
Dari sekian banyak kualitas yang sulit dimungkiri, Ibra mengandalkan kekuatan dan kecakapan ketimbang kecepatan. United pun mengalihkan kecepatan ke dua sayap. Marcus Rashford dan Anthony Martial menawarkan kecepatan dari dua sayap itu.
Efeknya, United bisa melesatkan serangan balik secara lebih efektif.
“Inilah yang terjadi saat United tampil tanpa Ibrahimovic. Serangan balik melalui penyerang tengah. Hal ini jauh dari yang selalu ditampilkan United,” kata Gary Neville, eks bek kanan United yang kini menjadi pandit Sky Sports.
Namun, dengan hanya bermain imbang di empat dari delapan pertandingan tanpa Ibra, yang terbaru kalah 0-2 dari Arsenal pada Minggu (7/5), United mencatat rata-rata poin per pertandingan yang lebih besar jika penyerang Swedia itu berada di sebelas awal mereka.
Baca Juga:
- Kembali ke Premier League, Pemain Newcastle 'Dugem' Sambil Bawa Medali Juara
- Luis Milla dan Pertanyaan-pertanyaan yang Mungkin Belum Terjawab
- FWA Footballer of the Year 2017, Gelar Penegas Status Kante Sebagai yang Terbaik
Hasil imbang menghadapi West Brom dan Swansea mengisyaratkan kesukaran yang lebih besar dalam membongkar pertahanan lawan. Keresahan pendukung United tampak meningkat melihat Arsenal menang dua gol tanpa bisa mereka balas satu gol pun.
Kekalahan dari The Gunners itu mencuatkan lagi wacana soal ketergantungan terhadap Ibra. Hasil jeblok di Stadion Emirates itu sekaligus mengakhiri catatan tak terkalahkan Manchester Merah tanpa Ibra di starting XI.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar