"Saya harus bilang kami juga dibantu 'luck'. Satria Muda bermain sangat luar biasa pada gim ketiga, tetapi kami yang berhasil memenangi pertandingan," ucap Direktur Operasional Pelita Jaya Fictor Gideon Roring, secara terpisah.
Selain faktor keberuntungan, determinasi tinggi para pemain Pelita Jaya juga menjadi kunci kesuksesan lainnya.
Pengalaman dua kali gagal di final menjadi pelajaran berharga bagi Ponsianus Nyoman Indrawan dkk. Jelas, Pelita Jaya tidak ingin tersandung untuk kali ketiga.
Selamat kepada Pelita Jaya EMP Jakarta, JUARA IBL 2017!!! pic.twitter.com/buVGuTPBa6
— Juara (@Juara) May 7, 2017
"Saat unggul pada paruh pertama, saya hanya mengingatkan para pemain bahwa kami pernah berada dalam situasi seperti ini pada gim kedua. Namun, kemenangan kemudian dilepas," kata Winar.
"Sekarang, segalanya bergantung pada pemain di lapangan apakah mau mengulang kesalahan atau meraih kemenangan. Pelatih hanya bisa mengarahkan dari pinggir lapangan," ucap Winar.
Gelar juara IBL 2017 mengubah koleksi titel kampiun Pelita Jaya pada liga basket tertinggi di Tanah Air menjadi tiga. Pada era Kobatama, Pelita Jaya tercatat dua kali mengangkat trofi yakni pada musim 1990 dan 1991.
Menariknya, saat Pelita Jaya merengkuh gelar juara pertama, Fictor masih berstatus sebagai pemain.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | - |
Komentar