Umpan Casemiro dari sisi kiri pertahanan yang mengawali gol pertama Ronaldo adalah contohnya. Gol kedua CR7 bak mempertegas kekurangan Filipe Luis.
Pada banyak kesempatan, bek tengah kiri siap menutup jarak yang dibuat sang bek. Hal itu tak terjadi pada derbi yang tergelar di pentas Eropa itu.
Sebagai perbandingan, saat menyingkirkan Leicester, Filipe Luis menjaga Riyad Mahrez secara rapat dan agresif termasuk saat gelandang kanan asal Aljazair itu turun menjemput bola.
Meski bisa menahan laju Mahrez dan otomatis juga serangan Leicester, posisi Luis yang kerap jauh di depan menghasilkan potensi bahaya. Namun, lubang yang ditinggalkan itu dapat ditutup tiga bek lain.
Krisis Bek Kanan
Seiring kecenderungan yang dibawa Diego Simeone ke Vicente Calderon, Atletico sering meluncurkan serangan dari sektor sayap.
Dengan akselerasi Filipe Luis yang bagus, tusukan sayap kiri menjadi salah satu andalan ofensif Los Rojiblancos. Bek asal Brasil itu menjadi tumpuan serangan Atletico sepanjang musim.
Baca Juga:
- 4 Hal Menarik dari Kemenangan 2-0 Juventus atas AS Monaco
- Daftar Lengkap Pelatih Klub Liga 1 dan Liga 2 Musim 2017
- Enrique: Neymar seperti Penari Balet
Hanya, pengaruh naluri menyerang Luis yang tinggi tak hanya dialami pertahanan. Di sayap kiri, sering terlihat terlalu banyak pemain Atletico. Sesekali, seperti saat melawan Leicester, serangan dari kiri itu berbuah gol.
Madrid sepertinya sudah mengantisipasi geliat Atleti di sana. Filipe Luis tetap menjadi pemain Rojiblancos paling berbahaya, tapi membuat timnya berkesulitan membuat peluang ketika ia bisa diredam lawan.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.765 |
Komentar