Peluang Buffon untuk menghapus kutukan di Liga Champion itu pun disebut membesar musim ini.
Juventus disebut menunjukkan peningkatan ketangguhan, setidaknya dibandingkan dengan saat kalah dua tahun lalu.
Massimiliano Allegri, setelah mewarisi pasukan dari Antonio Conte pada musim panas 2014, membuat banyak perubahan di sebelas awal Juventus dibandingkan dengan di Olympiastadion Berlin.
Tinggal Buffon dan Leonardo Bonucci yang masih berada di tim pertama Allegri.
Dari pengisi Juve warisan Conte, selain Buffon dan Bonucci, tinggal Giorgio Chiellini yang masih menjadi pilihan utama Allegri. Andrea Barzagli dan Claudio Marchisio mulai tersisihkan.
Mendekatnya Si Nyonya Besar kepada tiga gelar semusim menjadi tanda tegas pengaruh positif perubahan itu.
Namun, saat scudetto Serie A tampak tinggal menunggu waktu dan perjalanan di Coppa Italia sudah sampai final, Liga Champion yang paling jauh dari jangkauan Juventus saat ini.
Hanya, keseriusan Buffon dkk. di kompetisi antarklub Eropa mewah ini boleh jadi yang paling tinggi di antara ketiga kompetisi. Bianconeri tak pernah kalah di LC musim ini dan hanya dua kali kebobolan dari 10 pertandingan. Juve juga menunjukkan peningkatan konsentrasi.
Dua gol yang masuk ke gawang Buffon itu pun hanya muncul di fase grup.
Di perempat final, mereka membalas kekalahan dari Barca di final 2015 secara meyakinkan. Setelah menang 3-0 di J-Stadium, Juventus menahan imbang Barca tanpa gol di Camp Nou.
Keyakinan menambah koleksi trofi Liga Champions menjadi tiga buah di tubuh Si Putih-Hitam tengah tebal. Menuju final kesembilan mereka, Monaco mesti disingkirkan di semifinal.
Kans Juve besar mengingat pengalaman yang lebih tinggi, termasuk yang digenggam Gigi Buffon.
Sang kiper telah berusia 39 tahun. Jika gagal lagi musim ini, kesempatannya semakin terbatas. Juventus mesti membuat impian Buffon jadi kenyataan.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar