- 4 Hal Menarik dari Kemenangan 2-0 Juventus atas AS Monaco
- Boaz Solossa Pimpin Persipura Kalahkan Borneo FC
- Tantan Siap Jadi Starter Lagi
Saat Zizou memprioritaskan sebuah laga, baik itu di La Liga dan apalagi di Liga Champions, ia memainkan starter favoritnya, Tim A.
Hasilnya oke di LC terbukti keberhasilan Madrid sampai ke semifinal dengan menyingkirkan Napoli dan Bayern Muenchen di fase gugur.
Tapi, ketika duel lebih penting itu mentas di La Liga, hasilnya minor. Selain kekalahan di el clasico, juga ada el derbi Madrileno melawan rival sekota Atletico Madrid yang berujung skor sama kuat 1-1.
"Saya hanya memikirkan grup. Tidak ada istilah Tim A atau Tim B karena kami semua satu grup. Tiap pemain bermain bagus saat ada kesempatan dan itu sebuah hal yang bagus," ucap Zizou.
Malas
Situasi ini tak berlangsung sejak awal musim, tapi baru belakangan ketika kompetisi masuk fase akhir dan mendekati penutupan liga. Sial bagi kubu Madrid, barangkali mentalitasnya pun telah berubah.
Bukan cuma mentalitas, tetapi cara pandang terhadap laga dan cara melakoni pertandingan juga ikut berubah.
Tim A tak lagi bergairah ketika berduel di liga saat pertandingan dianggap bukan partai sengit. Marca menyebutnya malas! Fokus mereka sudah di partai berikutnya, yang biasanya dianggap lebih krusial.
Dalam hal ini, fokus personel Tim A yang merumput melawan Valencia sudah lebih dulu hinggap ke leg I semifinal LC versus Atletico sehingga wajar mereka kesulitan menang kontra Los Che.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.764 |
Komentar