Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Tim A Versus Tim B Real Madrid, Menggugat Zidane

By Kamis, 4 Mei 2017 | 17:01 WIB
Pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane, saat memegang bola dalam laga perempat final Liga Champions antara Real Madrid kontra Bayern Muenchen di Estadio Santiago Bernabeu, 18 April 2017.
GONZALO ARROYO MORENO/GETTY IMAGES
Pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane, saat memegang bola dalam laga perempat final Liga Champions antara Real Madrid kontra Bayern Muenchen di Estadio Santiago Bernabeu, 18 April 2017.

Sepertinya muncul opini yang terbelah di antara Madridista soal kelayakan siapa yang pantas menjadi starter di pertandingan Real Madrid.

Penulis: Rizki Indra Sofa

Memiliki skuat pelapis berkualitas jelas hal yang sangat baik buat tim. Tapi, seperti punya dua starting XI yang baku dalam skuat rasanya bukan hal positif untuk jangka panjang.

Persaingan bukan lagi per posisi dan individu, melainkan bisa per grup alias per starting XI.

Hal yang bisa membuat bingung sang pelatih Zinedine Zidane ialah realitas kalau ‘Tim B’ Madrid yang kerap diisi para pelapis belakangan lebih sering menang mudah saat bermain ketimbang ‘Tim A’ Los Blancos.

Trilaga duel liga sepanjang pekan lalu barangkali bisa menjadi salah satu pertimbangan.

Tim A Madrid dengan para personel elite semodel Trio BBC, Toni Kroos, atau Luka Modric mentas di el clasico (23/4/2017) dan berjumpa Valencia pada akhir pekan lalu.

Madrid kalah 2-3 di el clasico Bernabeu, tapi menang tipis 2-1 via gol menit akhir kontra Valencia. Tim B merumput dalam duel versus Deportivo di antaranya. Hasil melawan Super-Depor jauh lebih bagus, menang telak 6-2 di Riazor.

Lebih jauh mundur sejak awal April situasinya tak jauh berbeda. Tim B Madrid menang 3-2 vs Sporting Gijon dan 4-2 kontra Leganes.

Baca Juga:

Saat Zizou memprioritaskan sebuah laga, baik itu di La Liga dan apalagi di Liga Champions, ia memainkan starter favoritnya, Tim A.

Hasilnya oke di LC terbukti keberhasilan Madrid sampai ke semifinal dengan menyingkirkan Napoli dan Bayern Muenchen di fase gugur.

Tapi, ketika duel lebih penting itu mentas di La Liga, hasilnya minor. Selain kekalahan di el clasico, juga ada el derbi Madrileno melawan rival sekota Atletico Madrid yang berujung skor sama kuat 1-1.

"Saya hanya memikirkan grup. Tidak ada istilah Tim A atau Tim B karena kami semua satu grup. Tiap pemain bermain bagus saat ada kesempatan dan itu sebuah hal yang bagus," ucap Zizou.

Malas

Situasi ini tak berlangsung sejak awal musim, tapi baru belakangan ketika kompetisi masuk fase akhir dan mendekati penutupan liga. Sial bagi kubu Madrid, barangkali mentalitasnya pun telah berubah.

Bukan cuma mentalitas, tetapi cara pandang terhadap laga dan cara melakoni pertandingan juga ikut berubah.

Tim A tak lagi bergairah ketika berduel di liga saat pertandingan dianggap bukan partai sengit. Marca menyebutnya malas! Fokus mereka sudah di partai berikutnya, yang biasanya dianggap lebih krusial.


Alvaro Morata (kanan) merayakan gol dengan rekan timnya, Marco Asensio, dalam pertandingan La Liga antara Real Madrid kontra RC Deportivo di stadion Santiago Bernabeu, 10 Desember 2016. (PIERRE-PHILIPPE MARCOU/AFP PHOTO)

Dalam hal ini, fokus personel Tim A yang merumput melawan Valencia sudah lebih dulu hinggap ke leg I semifinal LC versus Atletico sehingga wajar mereka kesulitan menang kontra Los Che.

Gol menit akhir dari Marcelo pun datang dari assist Alvaro Morata, yang baru masuk di paruh kedua laga menggantikan Karim Benzema. Morata juga salah satu simbol penyegaran di Tim B Madrid ini.

Wajar ketika skuat Tim B yang kerap muncul menjadi pahlawan, baik itu saat menjadi starter laga Madrid maupun ketika berperan sebagai pengganti, berharap bisa punya jam terbang lebih banyak, terutama di partai-partai yang dianggap lebih vital.

Mereka mencoba menggugat keyakinan dan kepercayaan Zizou atas starting XI favoritnya, Tim A, dengan penampilan brilian kapan pun dimainkan.

Lantas, sebuah pemikiran pun muncul. Apabila Tim A dan Tim B Madrid ini dibentrokan dengan reward menjadi starter di partai berikutnya, siapa yang berpotensi menang?

Mungkin duel semacam ini hanya bisa terjadi di lapangan latihan Valdebebas.

"Urusan rotasi itu murni pilihan pelatih. Kami yang bermain hanya berusaha tampil baik setiap kali dipercaya. Itu hal positif dan tak pernah menjadi masalah buat para pemain, Yang paling penting adalah tim menang." tutur gelandang Luka Modric.


(ANDREAS JOEVI/JUARA.NET)

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Beri Bagja
Sumber : Tabloid BOLA No.2.764


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X