Maria Sharapova kembali bermain setelah lepas dari hukuman 15 bulan akibat positif doping. Petenis asal Rusia berusia 30 tahun itu tampil dengan hal-hal yang lama dan baru.
Saat tampil di babak pertama Porche Grand Prix di Stuttgart, Jerman, melawan Roberta Vinci, Rabu (26/4/2017), Maria Sharapova masih mengenakan perlengkapan bermerek Nike.
Model dan warna pakaian Maria Sharapova masih sama, yakni dominasi warna oranye untuk bagian atas dan abu-abu untuk rok. Sepatunya juga masih Nike.
Maria Sharapova masih menggunakan raket bermerek Head. Namun, tipenya berbeda dengan yang ia pakai pada 2016.
Baca juga:
- Seamus Coleman Kembali ke Everton
- Enrique Takkan Andalkan Tim Lain untuk Jegal Real Madrid
- Penggunaan VAR Setahun Lebih awal di Serie A
Jika sebelumnya memakai Head Graphene XT Instinct MP, sekarang Maria Sharapova menggunakan raket Head Graphene Touch Instinct MP yang harganya sekitar 2,6 juta rupiah.
Pelatih Maria Sharapova sama seperti pada periode 2013-2016. Juara Grand Slam Prancis Terbuka 2012 dan 2014 ini masih dilatih oleh Sven Groeneveld dari Belanda.
Maria Sharapova juga masih mengontrak Yutaka Nakamura sebagai pelatih kebugaran dan mantan pemain rugbi Prancis, Jerome Bianchi, sebagai fisioterapis.
Yang baru dalam urusan teknis adalah hitting partner atau rekan latihan.
Sejak Februari 2017, Maria Sharapova berlatih bersama Alex Kuznetsov, finalis Prancis Terbuka Junior 2004.
Sebelumnya, selama tiga tahun mantan petenis asal Jerman, Dieter ‘Didi’ Kindlmann, menjadi hitting partner Maria Sharapova.
Hal teknis baru lain dari penampilan terkini juara Wimbledon 2004 itu adalah lemparan bola untuk melakukan pukulan servis atau dikenal dengan istilah toss.
Seperti dikutip dari situs WTA, lemparan bola Maria Sharapova lebih rendah dari sebelumnya, membuat gerakannya lebih cair. Gerakan kaki dan pukulan volinya juga lebih baik.
"Saya membenahi semua aspek permainan saya dan servis adalah salah satunya," kata Maria Sharapova dalam konferensi pers setelah mengalahkan Roberta Vinci 7-5 6-3 di babak pertama Porsche Grand Prix.
"Saya tak mengubahnya terlalu banyak, hanya dalam ritme tetapi tak secara ekstrem. Melempar bola secara konsisten menjadi targetnya," ucap mantan petenis nomor satu dunia ini.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Daily Mail, wta |
Komentar