Selain media-media Jerman, para pelaku sepak bola Jerman juga membicarakan pemain berdarah Lebanon itu.
“Perkembangan Amin Younes luar biasa,” kata pelatih Schalke, Christian Heidel, setelah timnya kalah 0-2 dari Ajax Amsterdam pada leg I perempat final Liga Europa di Amsterdam Arena.
Dulu, Amin Younes kurang dapat bersaing di Bundesliga. Pemain kelahiran Dusseldorf ini dilepas Borussia Monchengladbach ke Ajax pada musim panas 2015.
Sekarang, bersama Ajax Amsterdam, kemampuan penyerang yang hanya berukuran tinggi 168 cm itu meningkat.
“Tujuannya adalah mencari situasi satu lawan satu,” kata Amin Youness mengenai filosofi bermain Ajax Amsterdam yang pas untuknya.
“Saya mendapat banyak benefit dari berkerja bersama dengan para pelatih top seperti Dennis Bergkamp, Frank de Boer, dan sekarang Peter Bosz,” ujarnya.
Pujian juga diberikan Heiko Westermann, bek Ajax Amsterdam yang pernah bermain untuk Schalke, Hamburg, Betis, dan tim nasional Jerman.
“Dalam ruang kecil saat situasi satu lawan satu, Amin Younes adalah salah satu yang terbaik di Jerman. Saya bahkan berpikir tidak ada yang lebih baik,” ujar bek berusia 33 tahun itu.
Joachim Low pernah mengeluh lantaran di Jerman sangat minim pemain satu lawan satu, pemain yang bisa melewati lawan dengan aksi dribel.
Menghadapi keluhan Joachim Low, mantan pelatih Jerman U-21 yang sekarang menjadi Direktur Sport DFB, Horst Hrubesch, bereaksi.
“Kita punya pemain pendribel seperti itu. Bukan hanya (Leroy) Sane, juga ada Amin Younes.”
Horst Hrubesch sangat mengenal Amin Younes. Penyerang sayap kiri Ajax Amsterdam itu adalah pemain andalannya di tim Jerman U-21.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Whoscored, Frankfurter Allgemeine Zeitung |
Komentar