SLEMAN, JUARA.net – Repotnya bila menang di kandang lawan. Apalagi bila suporter tuan rumah tidak terima dengan kekalahan tim kesayangan. PSCS Cilacap merasakannya di markas PSS Sleman, Stadion Maguwoharjo.
Hal itu yang dialami PSCS Cilacap saat menaklukkan tuan rumah PSS Sleman di laga pembukaan Liga 2, Rabu (19/4/2017) malam. Dalam duel di hadapan pendukung PSS di Stadion Maguwoharjo, Sleman, PSCS menang 1-0.
Satu-satunya gol Gilang Akbar Febrian membuat suporter tak percaya PSS kalah di kandang sendiri. Sebab selama ini, Maguwoharjo seperti steril dari kekalahan kecuali saat pertandingan uji coba.
Akibatnya, pemain PSCS menjadi sasaran amuk suporter yang tidak terima dengan kekalahan. Seusai pertandingan, pemain PSCS yang berada di bangku cadangan langsung dilempari penonton. Mereka pun harus berlarian menuju ruang ganti.
Tak hanya itu, tim sempat tertahan di stadion karena bus mereka dikepung suporter.
“Bagaimana kami akan naik bus yang sudah ditunggu suporter. Akibatnya, kami tertahan selama beberapa jam sebelum akhirnya meninggalkan stadion,” ujar pelatih Gatot Barnowo.
Tim meninggalkan stadion dengan mendapat pengawalan dari polisi pada pukul 22.30 WIB. Mereka diangkut dengan menggunakan mobil dalmas (pengendalian massa) menuju tempat penginapan di wilayah Kota Yogyakarta.
Asisten Manajer PSCS, Basuki mengungkapkan alasan menginap di hotel yang cukup jauh dari stadion.
“Jarak hotel terhitung cukup jauh. Tetapi kami punya alasan tersendiri. Kami menginap di hotel yang berada di wilayah Kota Yogyakarta. Wilayah itu jelas markas Brajamusti (suporter PSIM Yogyakarta). Jadi, suporter PSS tidak akan memasuki wilayah tersebut,” kata Basuki.
Baca Juga:
- Jadwal Pertandingan Liga 1 Pekan Kedua
- Ini Kriteria Marquee Player yang Dibutuhkan Sriwijaya FC
- Juergen Klopp Mengkhawatirkan Nasib Klub Jerman
Insiden itu disesalkan PSCS. Apalagi laga pembukaan dihadiri petinggi PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB), yang merupakan operator liga.
“Sangat menyesalkan insiden ini bisa terjadi. Ini harus menjadi pembelajaran bagi suporter Indonesia untuk makin dewasa dan bisa menerima kekalahan. Sepak bola itu ada menang dan kalah,” tutur Manajer PSCS, Bambang Tujiatno.
Suporter PSS pun dirugikan karena bakal mengalami kesulitan saat memberi dukungan pada tim yang bermain di luar kandang. Mereka tidak mungkin datang ke Cilacap saat PSS melakoni tandang melawan PSCS karena aroma permusuhan dengan Lanus, suporter tuan rumah.
Lanus tidak bisa datang ke Maguwoharjo karena memiliki hubungan tak harmonis dengan Brigata Curva Sud (BCS), salah satu suporter PSS. Hubungan kedua tim memanas setelah oknum BCS menikam sampai tewas satu anggot Lanus, M. Ikhwanudin, beberapa tahun lalu.
Tak hanya ke Cilacap, suporter PSS juga kesulitan saat tim tandang ke Ciamis untuk menghadapi PSGC maupun bermain di Purwokerto saat bertemu Persibas Banyumas. Kebetulan, jarak dua kota itu berdekatan dengan Cilacap.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | - |
Komentar