Menurutnya, sikap masyarakat Indonesia yang sering membandingkan antara Sean dengan pebalap Indonesia yang pernah berkiprah setengah musim di F1, Rio Haryanto, memberikan pengaruh kepada Sean.
"Sean dan Rio itu berteman baik. Mereka sering chatting soal balapan dan hal-hal mengenai dunia otomotif, sehingga jika masyarakat sering membandingkan, hal itu memberikan pengaruh bagi Sean," ujar Ricardo.
"Apalagi dengan label-label bahwa Sean itu 'karbitan' karena bapaknya punya duit. Hal itu memberikan pengalaman traumatis buatnya," katanya.
Baca Juga:
- 4 Kecelakaan Unik di MotoGP Argentina
- Bukan Cuma Vidal, Ini 5 Penalti Terburuk Pemain Bintang
- Ayam Jantan Mirip Siapa?
Ricardo menekankan kepada Sean bahwa prestasi itu tidak bisa dibeli, sehingga ia selalu meminta kepada putranya agar tetap fokus dan berusaha memberikan yang terbaik di setiap kesempatan.
"Alhamdulillah, ia sudah lebih dewasa dan lebih mantap sekarang," kata Ricardo.
Ricardo menyatakan bahwa jalan Sean ke F1 masih jauh dan panjang. Menjadi test driver untuk tim Toro Rosso baru langkah kecil menuju cita-citanya.
Karena itu, ia meminta kepada putranya untuk tetap fokus pada lomba F2 yang dijalani di musim keduanya ini bersama tim Pertamina Arden yang didukung Jagonya Ayam.
"Saya hanya ingin Sean menjadi anak yang baik, berkembang, dan bisa menjadi pria dewasa yang benar-benar matang dalam menjalani hidupnya kelak. Namun, jika ia nanti bisa menjadi pebalap F1 atau masuk tim F1, maka itu adalah bonus buat saya sebagai orang tua," ujar Ricardo.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | - |
Komentar