Persipura memang tampak adem ayem di bursa transfer sebelum Liga 1 bergulir. Namun, bukan berarti Mutiara Hitam terlempar dari perburuan gelar juara tahun ini.
Penulis: Ferry Tri Adi
Sejauh ini memang tak ada nama mentereng merapat ke Jayapura. Hanya Ricardo Silva de Almeida atau Ricardinho yang kembali ke Mutiara Hitam.
Gelandang asal Brasil itu menggantikan Robertino Pugliara, yang terpaksa dicoret lantaran mengalami cedera parah, medial collateral ligament (MCL) di lututnya. Pemain asal Argentina itu harus beristirahat sekitar lima sampai enam bulan.
Praktis, Persipura cuma memiliki dua pemain asing. Selain itu, tak ada perekrutan pemain lokal yang terbilang bombastis.
Mutiara Hitam hanya memperkuat pemain U-23 dengan menambah empat nama yang masih menjalani seleksi hingga di luar tenggat cetak BOLA.
Mereka ialah Alvian Sanyi, Boaz Isir, Thomas Kansai, dan Kevin Rumakiek.
Kondisi krisis finansial yang dialami Persipura setelah tak lagi menjalin kerja sama dengan Freeport membuat tim tak begitu jorjoran merekrut pemain. Bahkan, Boaz Solossa dkk sama sekali tak melirik marquee player.
Meski demikian, bukan berarti Mutiara Hitam bakal melempem di Liga 1. Anak asuh Angel Alfredo Vera tetap mengincar gelar juara.
Demi mencapai target itu, dalam dua pekan terakhir sebelum bermain di Liga 1, Vera menggenjot fisik anak asuhnya dan mengasah taktik. Selain itu, pelatih asal Cile itu juga menggelar uji coba.
PSM menjadi lawan terakhir sebelum Persipura bertemu Borneo FC di Liga 1 pada 16 April. Meski belum memuaskan, Vera tetap mengapresiasi anak asuhnya.
“Uji coba bagus buat kami untuk melihat sejauh mana perkembangan tim. Hasil tidak terlalu penting. Kami hanya ingin mengetahui kesiapan pemain,” kata Vera.
Baca Juga:
- BOPI Restui PT LIB Gulirkan Liga 1 Musim 2017
- Insiden Bom Hantui Nuri Sahin
- Ronaldo: Sepak Bola Itu Penuh Kejutan
Dalam laga di Stadion Andi Mattalatta itu, Vera cuma membawa 24 pemain intinya. PSM dan Persipura bermain seri 2-2. Boaz Solossa memborong kedua gol Persipura.
Memang, bagi Mutiara Hitam hasil tersebut belum maksimal. Patut diketahui Persipura kerap terlambat panas.
Berkaca pada turnamen Torabika Soccer Championship misalnya, Imanuel Wanggai cs terseok-seok pada beberapa pekan awal. Setelah itu ngebut dan menjadi jawara.
Berbekal skuat yang tak jauh berbeda dari musim lalu, tentu Persipura menawarkan kesolidan. Hanya ditinggal Bio Paulin, Ferdiansyah, Andri Ibo, dan Jaelani Aray, kekuatan Persipura tak begitu tergerus.
Vera tinggal memberikan motivasi di tengah masalah finansial klub. Pasalnya, kolektivitas Persipura sudah pasti menjadi senjata utama yang sulit dibendung.
Pelatih: Alfredo Vera
Angel Alfredo Vera datang ke Persipura di tengah kondisi tim terpuruk. Kala itu, Mutiara Hitam hanya meraih empat kemenangan, dua hasil seri, dan menelan tiga kekalahan dalam sembilan pekan awal Torabika Soccer Championship (TSC).
Persipura mengalami kebangkitan setelah Vera menjadi nakhoda pada pekan ke-10 TSC. Mutiara Hitam dibawa merengkuh trofi TSC berkat 15 kemenangan, delapan kali seri, dan dua kali kalah.
Berkat prestasi tersebut, Vera kembali diberi kepercayaan menukangi Persipura meski gagal di Piala Presiden 2017 dengan tak lolos fase grup.
Namun, Vera bukan berarti tak mengalami masalah. Kursinya pun sempat panas lantaran lisensi kepelatihannya "tak dianggap". Pelatih asal Cile itu hanya memiliki lisensi kepelatihan di Argentina.
Seperti di Brasil, lisensi tersebut dikeluarkan Asosiasi Pelatih Sepak Bola Argentina atau ATFA (Asociacion de Tecnicos del Futbol Argentino).
Untuk sementara waktu, lisensi Vera mendapat pengakuan dari AFC bisa dipakai melatih klub Liga 1. Namun, batasnya hanya dua tahun.
Setelah itu Vera wajib mengambil lisensi AFC jika ingin tetap melatih di Indonesia. Syarat pelatih Liga 1 ialah berlisensi A AFC.
Bintang: Boaz Solossa
Sudah hal lumrah mengetahui Boaz Solossa ialah roh buat Persipura. Kehadiran sang kapten memberikan nyawa tersendiri buat rekan-rekannya.
Sejak Liga Indonesia 2008-2009, Boaz telah menjadi sosok sentral Persipura. Hingga kompetisi 2014, pemain 31 tahun itu sudah membawa Mutiara Hitam menjuarai Liga Indonesia sebanyak tiga kali (2008-2009, 2010-2011, dan 2013).
Tak hanya itu, Boaz juga selalu menjadi pencetak gol terbanyak liga ketika berhasil menjadi juara. Pada 2008-2009, ia mencetak 28 gol, sama dengan koleksi Cristian Gonzales.
Lalu saat juara pada 2010-2011, Boaz mencetak 22 gol dan dinobatkan sebagai pemain terbaik. Terakhir, pada 2013 ia berhasil mengoleksi 25 gol.
Kini, kehadirannya dibutuhkan tim untuk menaikkan motivasi. Boaz merupakan sosok senior berpengalaman selain Ricardo Salampessy.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar