Sebelum bergabung dengan timnas U-18, Anda adalah pencetak gol terbanyak di Piala Soeratin 2016. Apa rahasianya Anda bisa sangat tajam?
Saya tidak berpikir hal tersebut karena permainan individu saya. Saya punya tim yang kompak dan mereka percaya sama saya. Saya tidak ingin mengecewakan kepercayaan itu. Makanya, saya yakin bisa membuat juara tim Soeratin. Terpilihnya saya menjadi top scorer dan pemain terbaik itu hanya bonus buat saya. Saya sangat merasa bersyukur.
Saat bermain Anda tampil sangat tenang dan memiliki kaki kiri mematikan. Siapa pesepak bola yang menjadi inspirator Anda?
Orang pertama yang menjadi inspirasi saya adalah ayah. Dia adalah orang pertama yang memberi tahu saya tentang sepak bola. Dia mengajari semua pengalamannya kepada saya. Selain ayah, saya mengidolakan Lionel Messi karena dia punya kaki kiri yang mematikan
BACA JUGA: Keputusan Persib Datangkan Essien dan Cole Tak Masuk Akal
Kapan Anda mulai jatuh cinta dengan sepak bola?
Awal saya bermain sepak bola ya dari kecil. saya sudah menendang-nendang bola. Ayah saya yang mengajari saya. Ayah adalah penyerang. Karena dia saya mempunyai bakat untuk bermain sepak bola.
Setelah itu, dia memasukkan saya ke SSB Tasbi. Saya lalu dilatih oleh om Gabroesky tentang teknik. Alhamdullilah sampai sekarang saya mempunyai itu dan ingin lebih baik lagi.
Orang yang berjasa lainnya bagi saya adalah Pak Subagja. Dia yang membawa saya ke diklat Ragunan dan sampai sekarang ini.
Apa filosofi Anda dalam bermain?
Filosofi permainan saya adalah bermain bertahan dan menyerang. Lalu mencetak gol dengan kerjasama tim atau dengan individu untuk memenangkan pertandingan.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | - |
Komentar