Saat ini melatih Bayern Muenchen boleh dibilang sebuah pekerjaan mudah jika ukurannya adalah untuk menghadapi kompetisi lokal. Die Bayern punya skuat luar biasa kuat, jauh lebih kuat daripada klub-klub Jerman lainnya.
Penulis: Dwi Widijatmiko
Gampangnya, siapa pun pelatihnya, Muenchen akan bisa mendominasi kompetisi domestik. Akan tetapi, FCB tidak butuh pelatih yang hanya mampu meraih trofi domestik.
Karena sudah terlalu dominan di Jerman, target Si Merah bukan lagi trofi Bundesliga atau DFB Pokal.
Setiap tahun mereka selalu membidik trofi paling elite buat klub Eropa: Si Kuping Besar alias trofi Liga Champions, lambang supremasi klub Benua Biru.
Muenchen menguras uang kas klub sebesar 15 juta euro atau sekitar 212 miliar rupiah untuk membayar gaji tahunan Carlo Ancelotti.
Mereka tidak akan mau melakukan hal itu jika pelatih berusia 57 tahun tersebut hanya bisa mendatangkan piala-piala dari kompetisi domestik. Catat, upah Ancelotti hampir dua kali lipat dari pemain-pemain bergaji tertinggi di Muenchen saat ini.
Robert Lewandowski, Arjen Robben, Franck Ribery, dan Philipp Lahm hanya mendapatkan gaji 160 ribu euro per pekan atau sekitar 8 juta euro per tahun.
Muenchen rela membayar sangat mahal karena berharap Ancelotti bisa menjawab rasa penasaran mereka untuk merebut kembali trofi Liga Champions.
Die Roten terakhir kali menjuarai Liga Champions pada 2012-2013. Pada musim itu pula Muenchen menjadi klub Jerman pertama yang meraih treble: juara Bundesliga, DFB Pokal, dan Liga Champions.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar