Petenis-petenis muda Indonesia sulit bersaing di turnamen ITF Combiphar Indonesia Open Futures pada Maret-April 2017. Berikut harapan petenis muda Indonesia agar ke depan dapat lebih bersaing.
"Menurut saya, sangat bagus belakangan ini semakin banyak turnamen seri Futures di Indonesia. Kami jadi dapat mengukur sudah sejauh mana kemampuan kami," kata Panji Untung Setiawan, petenis lapis dua tim nasional (timnas) Indonesia.
Menurut Panji, mengikuti turnamen internasional bagus untuk menambah jam terbang. Karena itu, dia berharap Indonesia semakin sering menggelar turnamen kelas ITF Futures.
Pada 2017, rencananya PB Pelti akan menggelar 12 seri turnamen ITF Futures. Sampai awal April 2017, sudah enam seri yang digelar.
"Semoga akan ada lebih banyak sponsor supaya pemain-pemain muda bisa berkembang lebih cepat," ujar petenis berusia 19 tahun itu.
"Jika kuliah, saya ingin masuk universitas yang memberi dispensasi untuk karier tenis saya."
Petenis Muda Indonesia, Fitriadi M Rifqi
Selain bermain dalam turnamen tenis internasional di dalam negeri, ikut tur ke luar negeri juga penting untuk menambah jam terbang dan mengasah kemampuan.
Panji juga ingin melakukan tur. Namun, petenis peringkat 11 nasional ini belum tahu pasti di mana saja turnamen di luar negeri yang akan diikuti.
"Rencananya ingin ikut tur untuk meningkatkan kualitas. Saya sedang menyusun jadwal dari pertengahan tahun ini sampai 2018," ujarnya.
Yang tidak kalah penting untuk kemajuan petenis muda Indonesia adalah masa depan yang pasti buat mereka.
Panji mengaku belum 100 persen memutuskan tenis sebagai profesinya. Dia masih melihat-lihat dulu bagaimana prestasinya.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | - |
Komentar