"Kami adalah tim yang alot, kuat, intens, dan bagus dalam serangan balik. Saya tak mau ini berubah," kata pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone. Rupa Atletico masih tetap sama, tetapi kini Simeone memberikan riasan berbeda.
Penulis: Sem Bagaskara
Atletico mengawali kiprah di La Liga 2016/17 secara tak meyakinkan. Dalam dua laga pembuka musim, Los Colchoneros ditahan imbang oleh sepasang tim promosi, Alaves (1-1) dan Leganes (0-0).
Penyerang Atletico, Antoine Griezmann, sampai berkata bahwa timnya akan terdegradasi jika tak segera bangkit.
Los Colchoneros waktu itu dikritik karena bermain terlalu hati-hati meski lawan mereka "cuma" pendatang baru. Pernyataan Griezmann terdengar hiperbolis.
Tetapi, Simeone paham bahwa prestasi tim dalam ancaman jika dirinya tak segera menggelar perubahan. Filosofi bermain Atletico yang kerap disebut cholismo mulai bisa ditebak lawan.
Salah satu akar dari pendekatan itu adalah keberadaan duet jangkar tangguh bernaluri defensif di sektor tengah. Gabi Fernandez tampil sebagai poros di lini sentral.
Ia sering didampingkan dengan partner bertipe serupa, mulai dari Mario Suarez, Tiago Mendes, sampai Augusto Fernandez. Jurus sama dipakai Simeone dalam laga kontra Alaves dan Leganes.
Pada partai pembuka musim versus Alaves, Simeone menduetkan Gabi dengan Tiago. Sepekan berselang, giliran Augusto Fernandez menemani sang kapten tim di lini sentral. Sadar bahwa lini ofensif timnya butuh kreativitas dan sokongan lebih dari wilayah tengah, Simeone akhirnya meninggalkan formula jangkar kembar andalannya.
Pada pekan ketiga La Liga 2016/17 kontra Celta Vigo, Gabi punya kolega anyar di sentral permainan.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar