Orang itu adalah Jorge Resurreccion Merodio alias Koke yang sebelumnya lebih sering didaulat sebagai sayap. Khasiat formula anyar segera terlihat. Atletico memukul Celta empat gol tanpa balas.
Faktor Koke
Kehadiran Koke di lini tengah memberikan warna baru bagi gaya bermain Atletico musim ini.
Ia menjadi pelayan terbaik untuk pelari-pelari cepat yang ditempatkan Simeone di sekelilingnya seperti Yannick Ferreira-Carrasco, Angel Correa, Antoine Griezmann, Kevin Gameiro, atau Fernando Torres.
Baca Juga:
- Diego Costa Ingin Jebol Man City
- Ada Satu Pemain Juventus di Balik Kepindahan Pogba ke Man United
- Ibrahimovic: Apakah Gol Saya Offside?
Atletico pun bertransformasi menjadi tim yang tajam. Festival gol bukan lagi barang langka bagi Griezmann dkk. Los Colchoneros musim ini pernah membekap Celta Vigo (4-0; 3-2), Sporting Gijon (5-0; 4-1), Granada (7-1), Malaga (4-2), Osasuna (3-0), Valencia (3-0), dan Sevilla (3-1).
Dibandingkan dengan musim-musim sebelumnya, Atletico sekarang lebih rajin membuat tembakan dan menunjukkan peningkatan dalam akurasi operan.
Dua hal itu mengindikasikan tendensi Los Colchoneros untuk lebih mendominasi permainan.
"Saya ingin menyerang sekali dan mencetak satu gol," ujar Simeone pada Januari 2012. Komentar itu sempat disimpulkan oleh media Spanyol bahwa Simeone adalah fanatik sepak bola negatif. Namun, tak lama berselang El Cholo segera meluruskannya.
"Saya suka menyerang dan mencetak gol. Benar, saya ingin menyerang sekali dan mencetak satu gol. Namun, apabila menyerang 15 kali, saya pun ingin membuat 15 gol," ujar Simeone di El Mundo.
Performa Atletico 2016/17 menjadi klarifikasi yang lebih sahih. Cholismo bukan cuma soal pertahanan baja dan serangan balik, tapi juga banyak gol.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar