Problem keduanya sama yakni gaya balap mereka tidak seratus persen cocok dengan dengan keliaran motor Ducati. Tekad kuat Lorenzo ingin mencari tantangan baru mengalahkan ketidakcocokan itu.
Bila mengacu pada hasil, Lorenzo lebih buruk dari Rossi. Dia finis di urutan 11, dengan posisi start yang tak jauh dari posisi startnya, 12.
Namun, Lorenzo memiliki sedikit keunggulan dengan putaran terbaik 1 menit 55,461 detik. Dia tidak sampai berselisih 1,5 detik, hanya terpaut 1,145 detik dari pebalap yang menggantikannya di Yamaha, Maverick Vinales.
Baca Juga:
"Saya hanya mampu meladeni para pebalap terdepan maksimal separuh lomba. Setelah itu motor sulit dikendalikan karena kondisi ban tidak memungkinkan," kata Lorenzo, yang mengaku secara fisik dia kewalahan mengendalikan motor Ducati.
Jika mengacu pada debut masing-masing, Rossi memang lebih baik dari Lorenzo. Namun, dalam perjalanan dua tahun sesuai durasi kontrak mereka, mungkin saja terjadi sebaliknya.
Ducati saat ini sangat ditopang oleh orang-orang kuat di balik layar. Ada Gigi Dall’Igna sebagai teknisi jempolan, plus Stoner sebagai test rider.
Kerja keras keduanya plus masukan dari Andrea Dovizioso, bisa saja membuat Lorenzo memenangi balapan tahun ini. Dan mungkin lebih dari sekali di musim depan.
Rossi selama di Ducati tak pernah menang. Dia hanya dua kali jadi runner-up, di Prancis dan San Marino 2012. Kegagalannya itu membuat dia kembali lagi ke Yamaha sejak 2013 hingga kini.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.756 |
Komentar