Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Level Simeone, Menjauhkan Diri dari Trauma El Pupas

By Kamis, 6 April 2017 | 06:34 WIB
Reaksi pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone, dalam laga pertama babak 16 besar Liga Champions di kandang Bayer Leverkusen, 21 Februari 2017.
FEDERICO GAMBARINI/DPA/AFP
Reaksi pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone, dalam laga pertama babak 16 besar Liga Champions di kandang Bayer Leverkusen, 21 Februari 2017.

Musim berikutnya, Atleti menang lagi di derbi, dua beruntun dari tak pernah menang dalam 25 partai!

Mentalitas berubah, kepercayaan diri menguat, seiring lenyapnya stigma el pupas di derbi Madrid.

Simeone sadar mereka kalah dari sisi kualitas individual apalagi soal finansial, tapi urusan kekompakan tim rasanya tak ada model lebih baik di Eropa saat ini selain ciri el cholismo model Atletico.

"Stigma el pupas lenyap usai laga final Copa di Bernabeu. Saya tidak yakin Simeone satu-satunya orang yang bisa melakukan itu, tapi dia sudah jelas yang terbaik," ucap kapten, Gabi Fernandez.

Tak mudah melenyapkan stigma el pupas. Simeone melakukannya dengan mengembalikan identitas tim dan rasa saling memiliki dari para pemain.


Penyerang Atletico Madrid, Antoine Griezmann (kanan), menjabat tangan pelatih Diego Simeone seusai meninggalkan lapangan dalam pertandingan La Liga kontra Valencia di Stadion Vicente Calderon, Madrid, Spanyol, pada 5 Maret 2017.(GONZALO ARROYO MORENO/GETTY IMAGES)

Hal-hal kecil diperhatikan pria Argentina itu demi mengembalikan dua hal tersebut: identitas diri dan rasa memiliki. Mulai dari jamuan makan malam bersama sampai sesederhana warna jaring gawang yang tidak boleh lagi hitam, tetapi rojiblancos (merah-putih)!

"Rasa memiliki itu penting. Saya merasakannya juga bersama Atleti. Ketika meninggalkan klub (2005) saya tahu suatu saat akan kembali ke sini," tutur Simeone.

Transformasi identitas diri mulai terlihat di atas lapangan. Semangat petarung ialah sesuatu yang hakiki di era Simeone. Atletico kembali ke akar permainan mereka, kombinasi determinasi, daya juang, spirit, komitmen, solidaritas, kompetitif.

Modal itu yang membuat Eropa kini melihat Atletico sebagai rival menakutkan, lawan yang sangat sulit ditaklukkan. Pun dengan rival sekota, Madrid.

Benar aroma derbi belakangan ini kembali menghadirkan trauma el pupas buat Atletico, seiring dua kekalahan di final Liga Champion dan kekalahan 0-3 dalam derbi terakhir Vicente Calderon.

Kendati demikian, Simeone tetap berani menggaransi perlawanan sengit apa pun hasil akhir pertandingannya.

"Pemain bagus tak meningkatkan kualitas tim. Pemain ingin menang yang mengatrol kualitas permainan tim," begitu pesan El Cholo.

"Kami punya identitas yang jelas sebagai sebuah tim. Sepak bola adalah permainan, bisa menang bisa kalah, tapi identitas kami tak pernah berubah. Kolektivitas selalu mengungguli segalanya. Kami dan para fan boleh bangga terhadap Atletico," ucapnya lagi.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Tabloid BOLA No.2.756


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X