Sepanjang akhir pekan GP Qatar, Maverick Vinales jarang melempar senyum. Mimiknya selalu memperlihatkan keseriusan. Bahkan, dia mengaku tegang ketika balapan mesti diundur dua kali.
Penulis: Arief Kurniawan
Wajar Vinales mengalami hal itu. Belum pernah dia disorot begitu besar selama empat hari. Ya, balapan di Losail itu memang digelar empat hari, berbeda dengan GP-GP lain yang berlangsung selama tiga hari. Satu hari tambahan adalah Kamis, untuk free practice 1.
Sorotan terhadap Vinales adalah juga beban baginya. Dia dituntut harus menang karena penampilannya sebelum GP Qatar yang digelar pada Minggu (26/3/2017) itu sangat mendukung. Dia selalu jadi yang tercepat selama tes.
Ketika semua sesi hari Sabtu dibatalkan gara-gara sirkuit tergenang air, Vinales masih dinobatkan sebagai peraih pole position. Pebalap Spanyol berusia 22 tahun ini berhak mendapatkan posisi itu karena dia memiliki waktu tercepat hasil kombinasi free practice.
Ketegangan pertama dialami Vinales bukan sebelum start, melainkan hal lain. "Ketika balapan ditunda dua kali itulah saya merasa gugup. Saya ingin balapan, tapi cuaca dan kondisi trek membuat semua berubah," katanya.
Balapan pun akhirnya dimulai 45 menit dari jadwal normal. Saat itu, pilihan ban para pebalap sudah berbeda-beda. Ada yang memilih ban hard, medium, dan soft.
Baca Juga:
- Tak Ada Lagi Tunggal Putri Indonesia pada India Terbuka 2017
- Timnas Belanda Bukan Singa Capek
- Sebelum di Persib, Cole dan Essien Main Bareng 159 Menit di Chelsea
Vinales memilih medium untuk kedua bannya di depan dan belakang. Pilihan itu tepat karena motor Yamaha YZR-M1 memang sangat bersahabat terhadap ban.
"Pada awal lomba saya memilih berhati-hati. Saya tak mau terjatuh karena balapan sempat diundur dan ada perubahan cuaca. Barulah ketika kondisi telah memungkinkan saya mulai berani menyerang," kata Vinales.
Saat menyerang pun Vinales terlihat sangat penuh perhitungan. Marc Marquez adalah korban pertamanya. Setelah disusul tak ada perlawanan balik dari sang juara dunia.
Yang paling susah tentu saja adalah Andrea Dovizioso. Pebalap Ducati ini bukan hanya mampu menyusul balik, tapi berpotensi menggagalkan kemenangan Vinales.
Karena itulah, Vinales menyiapkan taktik pamungkas. "Saya mesti membuka jarak dengan Dovizioso di sektor terakhir," katanya.
Vinales memang tak boleh terlalu dekat dengan Dovizioso di lintasan lurus karena terbukti power Ducati sangat tangguh. Beberapa kali Vinales disusul balik oleh Dovizioso.
Taktik Vinales menjauhi Dovizioso berhasil, terutama pada lap terakhir. Dia memaksa Dovizioso berada jauh dari jangkauannya.
Vinales menang dengan cara fantastis yang membuat dia bisa tersenyum lebar pertanda lega. Dovizioso mengakui kehebatan Vinales ini. "Dia memang pantas juara karena tak ada yang lebih cepat dari dia sejauh ini," katanya.
Satu beban telah hilang dari pundak Vinales, yakni memenangi balapan pertamanya bersama Yamaha. Masih ada beban-beban lain yakni tampil konsisten sepanjang 2017 dan tentu saja puncaknya adalah juara dunia.
Itu adalah beban teramat besar bagi pebalap muda ini. Beban yang pasti dihiasi oleh keharusan memiliki mental baja, mengingat Marquez dan Valentino Rossi sebagai calon kuat sudah memiliki banyak pengalaman.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.755 |
Komentar