Tite dipuji karena membangun skuat dari sisi terpenting soal merekonstruksi mental pemain. Neymar cs sempat terpuruk akibat kegagalan beruntun di Piala Dunia 2014 serta Copa America 2015 dan 2016.
Untung bagi Brasil, sentuhan Tite langsung tokcer. Selain membangun lagi kepercayaan diri anggota skuat, Tite mengaplikasikan kembali sepak bola indah dalam permainan tim.
Neymar with Tite :
— Neymar Messi Fans (@Fc_barcelona_Gr) March 24, 2017
6 games
6 assists
5 goals @neymarjr pic.twitter.com/XgfNPeI7MX
Baca Juga:
- Ayam Jantan Mirip Siapa?
- Louis van Gaal Kandidat Favorit Pelatih Belanda
- Man United Siap Tebus Neymar Rp 2,8 Triliun!
Brasil di tangannya bermain menghibur seperti kodrat mereka sebagai para penari Samba. Dalam sembilan laga bersama Tite, mereka menceploskan 25 gol atau rata-rata hampir mencetak 3 gol per partai.
Istimewanya, selain atraktif di lini serang, sektor belakang Selecao juga tangguh. Miranda cs baru kebobolan dua kali. Itu pun hanya bunuh diri bek Marquinhos (vs Kolombia 2-1) dan penalti Edinson Cavani (vs Uruguay 4-1).
Soal relasinya dengan Guardiola, Tite memperkenalkan sistem operan pendek cepat dari kaki ke kaki, mirip tiki-taka, tetapi dengan level berbeda karena ditambah kekuatan fisik yang konstan menekan lawan.
Selecao rutin pula bermain dengan pola vertikal dari belakang ke depan dengan memanfaatkan sayap. Pola ini mengalir kontinu dengan pergerakan mobil anggota skuat.
Karena kolektivitas antarlini ini, tak heran bila gelandang tengah seperti Paulinho sampai bisa mencetak hat-trick ke gawang Uruguay (23/3/2017) atau lima pemain berbeda menceploskan gol lawan Bolivia (6/10/2016).
Neymar mengutarakan keampuhan sistem permainan Tite. Ia berpengalaman menjadi lawan tim asuhan Tite di level klub saat penyerang Barcelona itu membela Santos dan sang pelatih di Corinthians (2010-2016).
"Betapa sulitnya bermain menghadapi tim asuhan Tite. Dia tak pernah membiarkan saya bernapas. Namun, hari ini saya berada di level terbaik sepanjang karier secara teknik dan fisik," kata striker berusia 25 tahun itu.
Uruguay pressed high, but Brazil insisted on building from the back instead of playing brainless long balls
TITE is REVOLUTIONIZING Brazil. pic.twitter.com/fd9VYts3Kb
— Seleção Brasileira (@BrazilStat) March 24, 2017
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | - |
Komentar