Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

5 Hal yang Membuat Verratti Ingin Meninggalkan PSG

By Rabu, 29 Maret 2017 | 11:34 WIB
Gelandang Paris Saint-Germain, Marco Verratti, saat berlatih di Saint-Germain-en-Laye pada 5 Desember 2016, menjelang laga lanjutan Liga Champions 2016-2017 melawan PFC Ludogorets Razgrad.
FRANCK FIFE/AFP
Gelandang Paris Saint-Germain, Marco Verratti, saat berlatih di Saint-Germain-en-Laye pada 5 Desember 2016, menjelang laga lanjutan Liga Champions 2016-2017 melawan PFC Ludogorets Razgrad.

Kontrak Marco Verratti bersama Paris Saint-Germain baru akan selesai pada 2021. Kendati demikian, rumor soal keinginan hengkang pemain berjulukan Le Petit Hibou (Si Burung Hantu Kecil) itu pada musim panas mendatang terus berembus.

Penulis: Sem Bagaskara

Klub-klub besar Eropa seperti FC Barcelona, Real Madrid, Manchester United, Bayern Muenchen, dan Juventus sudah mengantre untuk mendapatkan jasa Verratti.

Komentar dari agen Verratti, Donato Di Campli, kepada La Gazzetta dello Sport menambah panas suasana.

"Marco punya kontrak sampai 2021 dan sekarang mencoba merenung: terus mendapatkan uang banyak tanpa meraih gelar atau mendapatkan uang dan menjadi seorang juara," kata Di Campli.

Baca Juga:

Di Campli lantas menyebut bahwa Verratti tak akan pergi dan komentarnya telah salah diinterpretasikan oleh media Prancis.

Demi menjaga Verratti, PSG berjanji untuk aktif bermanuver pada bursa transfer musim panas 2017.

Manajemen Les Parisiens dikabarkan juga akan menjadikan Si Burung Hantu sebagai ujung tombak kampanye media dan pemasaran klub.

Walau begitu, api rumor tak betahnya Verratti di PSG tidak kunjung padam. Tak ada asap jika tidak ada api.

Terdapat setidaknya 5 hal yang bakal terus memicu hasrat Verratti untuk segera berucap selamat tinggal kepada Paris.

1. Liga Champion

Kekalahan menyakitkan 1-6 dari Barcelona di laga leg II fase 16 besar Liga Champions 2016-2017 disebut telah membuat Verratti ragu terhadap proyek PSG.

Kata "gelar" yang diutarakan Di Campli kepada La Gazzetta dello Sport jelas merujuk kepada titel Liga Champions, bukan sekadar juara kompetisi domestik.

Jika ukurannya kompetisi domestik, Verratti tak layak protes karena ia telah memenangi segalanya bareng PSG. Mulai dari titel Ligue 1, Coupe de la Ligue, Coupe de France, sampai Trophee des Champions.

GELAR VERRATI DI PSG

Ligue 1: 2012/13, 2013/14, 2014/15, 2015/16

Coupe de France: 2014/15, 2015/16

Coupe de la Ligue: 2013/14, 2014/15, 2015/16

Trophee des Champions: 2013, 2014, 2015, 2016

2. Kehilangan Bodyguard

Ketika berjalan beriringan, Zlatan Ibrahimovic akan seperti pengawal pribadi Verratti. Kombinasi keduanya terpecah pada 2016-2017 sebab Ibrahimovic memutuskan hengkang ke Manchester United.

"Saya bukanlah orang yang gampang menangis," kata Verratti kepada Telefoot.


Pemain Paris Saint-Germain , Zlatan Ibrahimovic dan Marco Verratti, bercengkrama saat keduanya akan mengikuti latihan menjelang laga leg kedua babak perempat final Liga Champions 2015-2016 melawan Manchester City di Stadion Etihad, pada 11 April 2016.(CLIVE BRUNSKILL/GETTY IMAGES)

Tetapi, saat Ibra pergi ia tak dapat menahan tangisnya. Verratti dikabarkan semakin kecewa karena manajemen PSG tak mendatangkan pemain dengan profil serupa seperti Ibrahimovic pada bursa transfer musim panas silam.

3. Media Prancis

Di Campli pernah mengutarakan pernyataan kontroversial.

"Saya rasa media Prancis harus mencium kaki Verratti dan berterima kasih karena ia bersedia bermain di PSG," kata Di Campli.

Baca Juga:

Relasi Verratti dengan kuli tinta Negeri Mode belakangan kembali mencapai titik didih. Ia bahkan secara resmi mengajukan tuntutan kepada media olahraga terbesar Prancis, L'Equipe.

Verratti merasa bahwa berita yang dimuat L'Equipe tentang dirinya menyesatkan.

Surat kabar yang berkantor di Paris itu menyebut bahwa Verratti dan rekan setimnya, Blaise Matuidi, berpesta di kelab malam sebelum mereka menelan kekalahan menyakitkan 1-6 dari Barca.

4. Godaan Serie A

Verratti sudah lima musim berada di PSG. Ia dipercaya butuh tantangan baru.

Serie A adalah liga yang bakal memicu rasa penasaran Verratti. Kendati Italiano tulen, ia sama sekali belum pernah mentas di kompetisi level teratas Negeri Piza itu.


Aksi pemain Pescara, Marco Verratti, saat melawan Alvino Leffe dalam laga lanjutan Serie B 2011-2012 di Stadion Atleti Azzurri d'Italia, Bergamo, pada 18 Februari 2012.(MARCO LUZZANI/GETTY IMAGES)

Kans menuju ke sana terbuka sebab Juventus sangat mengidam-idamkan Si Burung Hantu. Gayung bersambut.

"Saya tumbuh dengan mengidolakan Alessandro Del Piero dan mendukung Juventus," tutur Verratti.

5. Unai Emery

Di bawah asuhan Unai Emery, PSG tak lagi mengutamakan taktik penguasaan bola seperti pada era Laurent Blanc atau Carlo Ancelotti.

Sang pelatih asal Spanyol itu menghendaki pemainnya cepat merebut bola dari kaki lawan dan memukul via serangan kilat.

Verratti, yang suka berlama-lama dengan bola, masih belum sepenuhnya mampu menerjemahkan keinginan Emery. Ketegangan pun sempat terjadi.

Pada 23 Oktober 2016 dalam laga bertajuk le classique versus Marseille, Verratti geram saat ditarik keluar Emery.

"Ada apa? Emery bilang saya bermain buruk?" kata Verratti menggerutu kepada rekan-rekannya di bangku cadangan.

 

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Weshley Hutagalung
Sumber : Tabloid BOLA No. 2.754


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X