Musim lalu, Kevin De Bruyne merupakan pemain yang paling menonjol di Manchester City. Namun, gelandang tim nasional Belgia ini merosot musim ini. Ia mengaku belajar lagi di bawah arahan Pep Guardiola.
Penulis: Christian Gunawan
Musim silam, De Bruyne mungkin adalah satu-satunya pemain The Citizens yang pantas masuk daftar calon peraih penghargaan terbaik bersama pemain terbaik klub lain.
Sekarang sudah berbeda. Sekitar sebulan lalu, Manchester Evening News mengungkapkan bahwa eks gelandang Chelsea itu mengaku senang karena tampil secara reguler di tim Guardiola.
“Saya tampil agak lebih defensif daripada saat awal musim. Namun, kami mengubah banyak posisi, termasuk bagi saya. Saya tahu orang melihat banyak statistik. Saya merasa tampil lebih baik daripada tahun lalu, tapi mungkin agak menurun dilihat dari statistik,” kata De Bruyne.
Sang gelandang kelahiran 28 Juni 1991 tak mencoba menutup-nutupi statistik yang lebih buruk. Musim silam, De Bruyne menorehkan 16 gol dan 13 assist di semua kompetisi (7 gol di antaranya di Premier League).
Catatan luar biasa untuk seorang gelandang itu merosot cukup drastis pada 2016-2017 ini.
Padahal, pemain berusia 25 tahun ini pada mulanya memperlihatkan tanda-tanda pemahaman tinggi terhadap keinginan Guardiola yang datang pada musim panas.
Dari enam laga pertamanya di bawah arahan Pep, De Bruyne bisa membuat dua gol dan empat assist.
Akan tetapi, performa sang gelandang menurun setelah setengah lusin laga itu. Ia baru menambah dua gol lagi plus sebuah di Liga Champions.
Fakta penurunan produktivitas gol itu tampak mengacu kepada kesulitan De Bruyne di Citizens era Pep.
Akurasi Membaik
Baca Juga:
- Hubungan Sepak Bola China, Italia, dan Indonesia
- Global Football Service, Misi Tularkan Ilmu Kepelatihan Eropa di Indonesia
- Thomas Mueller Samai Rekor Dua Legenda Jerman
Bagaimana dengan persepsi De Bruyne yang lain tentang penampilannya?
Guardiola, seturut falsafahnya mengenai pemain yang bisa tampil multiposisi, memang menurunkan De Bruyne di berbagai titik, mulai dari ujung tombak sampai gelandang bertahan.
Jika perbandingan yang musim lalu ia hasilkan adalah dua tembakan ke gawang dari tiga percobaan, kini rasionya satu tembakan ke sasaran dari lima tembakan.
Kondisi itu sedikit banyak menjelaskan penurunan koleksi gol De Bruyne. Keberuntungan turut memerosotkan torehan.
Sudah tujuh tembakan De Bruyne yang menerpa tiang atau mistar gawang. Hanya, di sisi lain, kegagalan mencetak gol ini juga turut menggambarkan ketajamannya yang juga menurun.
De Bruyne berusaha mengalihkan sedikitnya gol dengan bantuan untuk para rekannya. Rata-ratanya peluang yang ia ciptakan mendekati tiga per laga.
Hanya gelandang serang Tottenham, Christian Eriksen, yang membuat rata-rata yang lebih tinggi. Guardiola berulang kali menyorot jumlah peluang yang disia-siakan pasukannya.
Jika saja menjadi gol, jumlah assist yang dibuat De Bruyne sudah lebih dari sembilan sampai sebelum jeda liga untuk laga timnas.
Yang menarik, dengan jumlah assist yang sama (9), peluang yang dibuat De Bruyne malah menurun dibandingkan musim lalu. Akan tetapi, akurasi umpan silangnya justru membaik.
Peran De Bruyne lebih defensif musim ini tergambar dari tekel yang lebih banyak. Di sisi lain, distribusi bola dari kakinya juga naik dengan akurasi operan yang membaik pula, dari 78,3 persen menjadi 80,9 persen.
Melihat perubahan di sana-sini seturut perubahan manajemen tim dari Manuel Pellegrini, yang memintanya membantu serangan, ke Guardiola, yang mencobanya di posisi yang lebih defensif, pernyataan KDB bahwa dirinya bermain lebih baik mungkin terdengar tak berlebihan juga.
Kejujuran De Bruyne bahwa dalam hal statistik dirinya mengalami penurunan dan tengah berada di dalam kurva belajar dari Pep juga perlu dipuji.
Setidaknya pemain yang dibeli City seharga 55 juta pounds dari Wolfsburg pada 2015 ini mampu membuat refleksi rendah hati, sesuatu yang kerap disembunyikan pemain bintang.
Baca Juga:
- Cetak 70 Gol, Ronaldo Pemain Tersubur Ke-4 di Negara Eropa
- Lukas Podolski Teladan bagi Semua Pemain
- Menpora Menantikan Kejutan dari Luis Milla
De Bruyne tampak mesti menerima kenyataan bahwa City saat ini tak terlalu cocok dengan permainannya, tidak seperti musim lalu.
Jika tetap seperti itu, ia tidak akan sebersinar 2015-2016. Walau peran De Bruyne dalam serangan meluntur, City ketar-ketir juga mendengar si pemain mengalami cedera saat berlatih bersama timnas Belgia.
City layak lega ketika mengetahui perkembangannya. Cedera pemain yang pernah membela Werder Bremen itu ringan saja.
De Bruyne pun dipulangkan ke Manchester untuk pemulihan. Peran gelandang binaan Genk ini masih bakal penting bagi Manchester Biru sampai akhir musim, setidaknya untuk mengamankan tiket ke Liga Champions.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar