Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Javier Pastore, Pembuktian Sang Simbol PSG

By Minggu, 26 Maret 2017 | 08:39 WIB
Gelandang Paris Saint-Germain, Javier Pastore, melakukan selebrasi seusai mencetak gol saat melawan Lyon dalam ajang Piala Super Prancis di Klagenfurt, Austria, pada 6 Agustus 2016.
BORIS HORVAT/AFP
Gelandang Paris Saint-Germain, Javier Pastore, melakukan selebrasi seusai mencetak gol saat melawan Lyon dalam ajang Piala Super Prancis di Klagenfurt, Austria, pada 6 Agustus 2016.

Javier Pastore adalah simbol dari mimpi besar QSI (Qatar Sports Investments) yang mulai menguasai saham mayoritas Paris Saint-Germain pada 2011. Sang simbol ingin membuktikan bahwa ia masih bagian penting dari proyek ambisius PSG.

Penulis: Sem Bagaskara

Inkonsistensi dan cedera. Dua hal itu menjadi gangguan terbesar Pastore di PSG. Padahal, harapan besar mengiringi kedatangan pemain berjulukan El Flaco itu ke Paris pada 2011.

Ia direkrut dengan biaya mahal, 42 juta euro (sekitar 604,1 miliar rupiah). Pastore merupakan pembelian pertama PSG di era kepemilikan QSI.

Kehadiran Pastore penting untuk menegaskan ambisi besar Les Parisiens meraih prestasi tertinggi di level domestik maupun kontinental.

Pastore menjadi jembatan bagi kehadiran bintang-bintang lain, mulai dari Thiago Motta, Zlatan Ibrahimovic, sampai Edinson Cavani.

Kendati demikian El Flaco tak pernah benar-benar tampil menentukan di lapangan hijau. Selama enam tahun di PSG, boleh dibilang Pastore hanya mampu menyuguhkan penampilan konsisten dua kali, yakni pada 2011-2012 dan 2014-2015.

Selebihnya ia hanya berfungsi sebagai figuran, bukan protagonis. Kehadiran bintang anyar dari musim ke musim mempersulit peluang Pastore masuk susunan sebelas pemain awal PSG.

Kompetisi merupakan hal yang biasa dalam sepak bola dan Pastore paham betul hal itu. Perihal yang sulit diantisipasi jebolan akademi Talleres tersebut adalah cedera.

Nyaris setiap musim, El Flaco selalu mengalami masalah kebugaran, tak terkecuali pada 2016-2017. Cedera ligamen lutut yang menyerang Pastore pada November 2016 membuatnya harus absen dalam 12 laga Ligue 1.

Padahal, El Flaco sebenarnya masuk dalam rencana ahli strategi PSG, Unai Emery. Sang pelatih asal Spanyol butuh kepiawaian Pastore mengatur ritme serta melepas operan.

"Saya merasa bertanggung jawab sebab tak bisa banyak bermain musim ini. Saya mencoba melakukan apa yang bisa saya perbuat dan tampil menentukan," kata Pastore di Canal Plus.

Favorit

Belakangan, Pastore membuktikan bahwa dirinya masih punya peran besar dalam proyek PSG. Ia selalu menjadi starter dalam empat partai Ligue 1 terakhir.

Pastore bermain di posisi idealnya, yakni penyerang lubang yang berdiri tepat di belakang trisula ofensif tim.

Baca Juga:

"Saya mentas di posisi favorit, yakni di belakang tiga penyerang," ujar Pastore.

El Flaco pun kini menjadi harapan utama PSG untuk menyalip Monaco di pucuk klasemen. Emery jelas berharap Pastore terus menampilkan performa seperti saat PSG menang 2-1 atas Lyon pada pekan ke-30 Ligue 1.

El Flaco menjadi arsitek untuk kedua gol PSG yang diciptakan Adrien Rabiot dan Julian Draxler. Terdapat satu lagi fakta yang mencengangkan.

Separuh dari 12 tembakan yang dilepaskan personel PSG ke arah gawang Lyon dipicu oleh operan Pastore! PSG butuh yang terbaik dari Pastore dalam delapan laga sisa. Asa yang tak salah alamat.

Sejak memperkuat Le Parisien pada 2011, El Flaco punya kecenderungan untuk bermain lebih bagus setelah kompetisi memasuki bulan Januari.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Beri Bagja
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X