Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Menyaingi FC Bayern di Bundesliga, Tuntutan yang Mustahil

By Minggu, 26 Maret 2017 | 10:07 WIB
Ekspresi pemain FC Bayern Muenchen, Thomas Mueller (kanan), saat merayakan golnya bersama Franck Ribery dalam pertandingan melawan Borussia Moenchengladbach di pekan ke-25 Bundesliga di Stadion Borussia Park, Minggu (19/3/2017).
PATRIK STOLLARZ/AFP
Ekspresi pemain FC Bayern Muenchen, Thomas Mueller (kanan), saat merayakan golnya bersama Franck Ribery dalam pertandingan melawan Borussia Moenchengladbach di pekan ke-25 Bundesliga di Stadion Borussia Park, Minggu (19/3/2017).

Bayern Muenchen terlalu mendominasi? Mereka sedang menuju gelar Bundesliga kelima berturut-turut, ke-25 sejak 1963, jika pembantah pernyataan itu membutuhkan bukti. Pengelola Liga Jerman meminta lawan-lawan Bayern untuk menaikkan perlawanan.

Penulis: Christian Gunawan

Dalam melanjutkan dominasinya di Bundesliga, Bayern Muenchen unggul jauh sampai pekan ke-25.

Penguntit terdekat, Leipzig, malah tersungkur di tangan mantan juara yang sedang berjuang menjauhi zona degradasi, Werder Bremen.

DFL (Deutsche Fussball Liga), pengelola Liga Sepak Bola Jerman, melalui CEO Christian Seifert, mesti benar-benar memberikan kompetisi buat Bayern.

Jika tidak, persepsi bahwa Bundesliga adalah kekuasaan klub Bavaria itu sulit dienyahkan. Yang jelas, bukan Bayern yang harus menurunkan mutu.

“Bukan Bayern yang mesti mengubahnya. Lima tim bersaing untuk gelar Premier League setiap musimnya. Tiga tim di Italia dan dua di Spanyol. Akan tetapi, 17 klub menyatakan bahwa Bayern tak memiliki pesaing. Hal itu perlu diubah pada tingkatan tertentu,” ucap Seifert seperti dikutip Kicker.


Selebrasi striker Bayern Muencen, Robert Lewandowski (kanan) bersama Arturo Vidal seusai mencetak gol ke gawang Eintracht Frankfurt pada pertandingan Bundesliga 2016-2017 di Allianz Arena, Muenchen, Jerman, pada Sabtu (11/3/2017).(CHRISTOF STACHE/AFP)

Namun, sebuah kecenderungan sulit disangkal juga. Bayern, seturut ambisi menjadi yang terbaik di Jerman, kerap memilih jalan yang merugikan tim lain.

Mereka membajak pemain-pemain terbaik kubu pesaing. Efeknya mengarah ke dua kutub: sementara mereka menguat, lawan melemah.

Sebagai contoh, mereka telah memastikan pembelian dua andalan Hoffenheim yang membawa klub itu meroket musim ini, bek tengah Niklas Suele dan gelandang Sebastian Rudy.

Kepindahan baru akan terjadi pada musim panas mendatang. Klub asal dipastikan mesti mencari pengganti sepadan, sesuatu yang sulit dilakukan bahkan tanpa gangguan dari Muenchen.

Ya, mustahil meminta Bayern menahan diri. Ketua klub Bavaria itu, Karl-Heinz Rummenigge, menyatakan bahwa jurang antara klub kaya dan miskin cuma akan melebar.

Baca Juga:

“Pemotongan jurang antara yang kaya dan yang miskin tak berguna lagi. Sejak aturan Bosman, jurang melebar. Tidak seharusnya ada yang naif meyakini bahwa sepak bola tak membutuhkan uang,” ucap Rummenigge.

"Klub membutuhkan uang untuk membeli pemain dengan kualitas yang kami miliki di dalam skuat kami,” katanya.

Kekuatan finansial klub beralias Die Roten atau Si Merah itu berada di atas kubu lain. Sudah menjadi yang terkaya, musim silam Bayern menangguk keuntungan sebesar 54 juta euro.

Nilai pasar klub itu sebesar 566,15 juta euro saat ini. Kesuksesan di luar lapangan melengkapi keberhasilan di dalam lapangan.

"Kami mengalami kecanduan terhadap perasaan menang. Kami serakah dalam hal itu dan ingin terus begitu," ucap Thomas Mueller, salah satu bintang Bayern.

Nihil Tawaran

Perekrutan tenaga terbaik kubu lawan tak hanya berlaku untuk pemain. Bayern kerap membajak, atau setidaknya menggoda, pula tim teknis para rival.

Max Eberl adalah contoh mutakhir. Direktur Olahraga Moenchengladbach ini segera ditautkan mengisi tempat Matthias Sammer, pejabat terakhir posisi itu.

Baca Juga:

Sammer keluar pada musim panas lalu karena alasan kesehatan. Eberl, disebut majalah Kicker sebagai kandidat terdepan untuk posisi direktur olahraga itu, mengaku telah berbicara dengan Uli Hoeness

Tapi, dia menyangkal pendekatan untuk mengisi posisi direktur olahraga klub Bavaria itu.

Ia mesti berusaha keras menegaskan bahwa dirinya senang di Gladbach dan berharap menjadi direktur olahraga klub itu untuk tiga sampai lima tahun lagi. Kursi itu baru diduduki Eberl pada musim panas lalu.

Repotnya, Bild menimpali dengan berita bahwa Gladbach tengah berusaha memastikan masa depan Eberl sebelum akhir pekan sebab disertai ultimatum dari salah satu pihak.

Kabar itu disanggah Wakil Presiden Gladbach, Rainer Bonhof, walau mereka mengadakan pertemuan pada Minggu lalu.

“Saya telah berbicara dengan Rainer Bonhof dan menjernihkan hal ini. Jadi, saya tak membutuhkan peringatan. Semua pernyataan saya dianalisis secara kritis," kata Eberl seperti dikutip Sky Deutschland.

"Pernyataan saya terakhir dipakai untuk mengklaim bahwa saya telah menolak Bayern. Namun, saya tak bisa menolak Bayern sebab Bayern tak memberikan tawaran. Sederhana saja,” ujarnya.

Ceritanya mungkin berbeda kalau tawaran itu sungguh muncul. Lagi pula, siapa sih pelaku sepak bola di Jerman yang “nekat” menolak tawaran Bayern? Mereka pun semakin sulit dikejar....

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Beri Bagja
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X