Aksinya tidak sesuai ekspektasi sehingga tak menarik minat sponsor ataupun dalam menransfer ilmu.
Di kubu lain, Manado United mendapatkan Amaral, yang hanya dikontrak setengah musim. Walhasil, efeknya tidak besar sementara uang yang dikeluarkan sangat besar. Bayaran sekitar 2,5 miliar hanya berbuah penampilan selama lima bulan plus sebiji gol.
A-League
Sementara itu, bila sedikit menengok kondisi tetangga sesama anggota AFF yang juga menggunakan marquee player, Liga Australia (A-League), mereka benar-benar jeli dalam merekrut marquee player.
Sejak musim 2005/06, deretan nama top pernah mampir ke Negeri Kanguru itu, seperti Alessandro Del Piero, William Gallas, dan David Villa.
Baca Juga:
- Legenda Man United Suka dengan Formasi Tiga Bek Ala Mourinho
- 35 Pemain Jalani Seleksi Perdana Timnas U-18
- Bikin 23 Penyelamatan, Kiper 37 Tahun Jadi Buah Bibir di Liga Inggris
Del Piero dengan berseragam Sydney tak hanya mampu mendongkak pamor liga, tapi berkontribusi besar di lapangan meski usianya telah menua, 37 tahun.
Pada 19 Januari 2013 misalnya, ia menampilkan aksi gemilang dengan mencetak quat-trick saat berhadapan dengan Wellington. Raihan itu disempurnakan dengan memberikan assist.
Aksi tersebut menjadi salah satu bukti kehebatan sang marquee player. Di akhir musim, Del Piero mendapat penghargaan Pemain Terbaik Sydney FC 2012/13 berkat koleksi 14 gol dalam 24 penampilan.
Ia pun dihadiahi gelar Pemain Terbaik A-League 2012/13 versi FMA (Football Media Association).
Namun, menurut pelatih Mitra Kukar, Jafri Sastra, tantangan di Indonesia bisa lebih berat dibandingkan dengan Australia.
"Marquee player bukan hanya soal kualitasnya yang jadi hitungan, tapi juga kemampuan adaptasi karena di Indonesia lebih susah. Siapkah mereka menjalani perjalanan panjang dengan pesawat, bus, dan kereta di medan yang sulit?” ucapnya.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar