Nah, kerumitan yang dihadapi Djanur, sapaan sang pelatih, tentu akan semakin bertambah bila Persib betul-betul mendatangkan Raphael Maitimo sebagaimana santer diberitakan beberapa waktu terakhir.
Atau justru malah duet Essien-Maitimo yang bakal menjadi andalan?
Djanur memang menyebut bahwa Essien punya kemampuan sebagai gelandang serang. Hanya, pelatih yang pernah menimba ilmu kepelatihan di Italia ini mungkin berlebihan.
Si Bison tak punya kapasitas bola selayaknya Esteban Cambiasso, Fernando Redondo, atau Andrea Pirlo di posisi deep lying playmaker.
Tetapi, sekali lagi, menimbang level sepak bola di Indonesia, peran itu juga bisa jadi dimainkan oleh Essien dengan baik.
Lain ceritanya bila Djanur tak ingin membahayakan otot pertahanan. Soalnya, Essien sering terlambat kembali bertahan dan mungkin sudah tak sanggup lagi naik-turun membantu serangan serta pertahanan seperti dulu. Bila ya, Si Bison akan dimainkan lebih ke depan.
Kalau demikian, anak muda semacam Gian Zola boleh bakal gigit jari karena kesempatan bermain untuknya akan berkurang.
Shohei Matsunaga juga boleh jadi akan bernasib sama dengan Dedi, menyesali keputusan kembali ke Maung Bandung.
Shohei memang bisa bermain tepat di belakang striker tunggal.
Pemain asal Jepang yang disebut terakhir ini sedikit lebih beruntung karena bisa bermain sebagai penyerang sayap seperti diperankan di Piala Presiden 2017.
Artinya, pemain seperti Tantan yang akan tergusur ke bangku cadangan. Hanya, bila demikian, sumber gol dari sektor ofensif Persib berpotensi tergerus.
Sepanjang kariernya sebagai gelandang bertahan, Essien memang telah mencetak 53 gol. Tetapi, jangan lupa bahwa ia juga hanya mengemas tiga gol dalam 71 pertandingan bersama klub sejak musim 2011-2012.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar