Cou sering kehilangan bola dan kalah berduel ketika melawan Burnley. Saking buruknya, Juergen Klopp menggantinya dengan pemain berusia 17 tahun, Ben Woodburn, di menit ke-60 ketika skor masih 1-1.
Dari awal musim hingga ia cedera ketika Liverpool menang 2-0 atas Sunderland pada November 2016, Cou bermain 14 kali, membuat enam gol dan enam assist.
Usai pulih dan mulai kembali bermain, sudah 12 dirinya kali bermain, dengan hanya membuat satu gol dan satu assist. Statistik tersebut menjadi bukti sahih.
Eks Liverpool yang kini menjadi pandit, Jamie Redknapp, berharap Coutinho bisa kembali menjadi dirinya sendiri saat melawan City.
"Coutinho membuat saya agak khawatir saat ini. Sentuhan maginya hilang. Ia butuh mengembalikan sentuhan itu saat menghadapi City. Menjadi tugas manajer agar pemain bisa bersinar," kata Redknapp di Sky Sport.
Ada alasan Liverpool berharap Coutinho bisa kembali merekah akhir pekan ini. Dalam lima pertemuan terakhir dengan City, The Reds menang empat kali dan hanya sekali bermain imbang (di final Piala Liga).
Coutinho membuat tiga gol dan sebiji assist. Ketika tak membuat gol pun, aksinya merepotkan pertahanan City. Ada alasan kenapa Cou sulit menunjukkan performa terbaik usai cedera. Manajer lawan menerapkan penjagaan ganda buatnya. Cou berbahaya karena kemampuannya menemukan rekan dalam posisi bagus via operan.
Pria Brasil itu juga berbahaya ketika menemukan ruang menusuk masuk dan melepas tembakan dengan kaki kanannya. Bila dua kekuatan itu dilimitasi, sahabat karib Neymar tersebut bakal kesulitan bersinar.
Tak Sempurna
Manchester City sebetulnya tak sempurna. Pada laga terakhir mereka di ajang Premier League, Kevin De Bruyne cs. ditahan Stoke imbang tanpa gol di Etihad. Stoke bertahan dengan sangat baik.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.751 |
Komentar