Liverpool punya catatan baik ketika menghadapi tim papan atas. Si Merah mencoba melanjutkan tren positif itu ketika menghadapi Manchester City di Stadion Etihad pada Minggu (19/3). Percobaan itu bisa saja berakhir sia-sia mengingat City sedang sulit dikalahkan.
Penulis: Anggun Pratama
Sejak kalah dari Liverpool di pertemuan pertama pada 31 Desember 2016, sudah 15 pertandingan yang dilalui oleh City. Hanya dua kali mereka kalah, yakni ketika bertemu dengan Everton (0-4) dan Monaco (1-3) di ajang Liga Champion.
The Citizens mengumpulkan 10 kemenangan dan tiga hasil imbang. Rataan gol yang dibuat The Citizens juga tak bisa dibilang jelek. Per pertandingan, pasukan Pep Guardiola membuat 2,3 gol atau secara total 35 gol!
Sergio Aguero membuat delapan gol atau mencapai 24 persen dari total gol dalam periode tersebut. Leroy Sane menjadi pemain tertajam selanjutnya dengan koleksi enam gol.
Baca Juga:
- Ini Trik Pelatih Persebaya agar Para Pemain Enjoy dan Punya Refleks Bagus
- Jawaban Ketus Jose Mourinho soal Pisang
- Pengakuan Andik Rendika Rama Soal Latihan Fisik Madura United
Yaya Toure, David Silva, Raheem Sterling serta penyerang baru yang cedera hingga akhir musim, Gabriel Jesus masing-masing mengemas tiga gol. Ketajaman Aguero dan Sane bakal menguji pertahanan Liverpool yang mudah goyah.
Di sisi Si Merah, performa mereka memang turun drastis begitu memasuki 2017. Dalam 14 laga di semua ajang, cuma empat pertandingan bisa mereka menangkan. Sebanyak enam laga berakhir dengan kekalahan.
Total, gawang Merseyside Merah kemasukan 18 kali atau minimal sekali per pertandingan. Jumlah gol memasukkan? Cuma 16 biji!
Salah satu pemain yang Liverpool yang terlihat kehilangan performa adalah Philippe Coutinho. Setelah sembuh dari cedera, pria Brasil ini belum menunjukkan kualitas seperti di paruh pertama musim.
Cou sering kehilangan bola dan kalah berduel ketika melawan Burnley. Saking buruknya, Juergen Klopp menggantinya dengan pemain berusia 17 tahun, Ben Woodburn, di menit ke-60 ketika skor masih 1-1.
Dari awal musim hingga ia cedera ketika Liverpool menang 2-0 atas Sunderland pada November 2016, Cou bermain 14 kali, membuat enam gol dan enam assist.
Usai pulih dan mulai kembali bermain, sudah 12 dirinya kali bermain, dengan hanya membuat satu gol dan satu assist. Statistik tersebut menjadi bukti sahih.
Eks Liverpool yang kini menjadi pandit, Jamie Redknapp, berharap Coutinho bisa kembali menjadi dirinya sendiri saat melawan City.
"Coutinho membuat saya agak khawatir saat ini. Sentuhan maginya hilang. Ia butuh mengembalikan sentuhan itu saat menghadapi City. Menjadi tugas manajer agar pemain bisa bersinar," kata Redknapp di Sky Sport.
Ada alasan Liverpool berharap Coutinho bisa kembali merekah akhir pekan ini. Dalam lima pertemuan terakhir dengan City, The Reds menang empat kali dan hanya sekali bermain imbang (di final Piala Liga).
Coutinho membuat tiga gol dan sebiji assist. Ketika tak membuat gol pun, aksinya merepotkan pertahanan City. Ada alasan kenapa Cou sulit menunjukkan performa terbaik usai cedera. Manajer lawan menerapkan penjagaan ganda buatnya. Cou berbahaya karena kemampuannya menemukan rekan dalam posisi bagus via operan.
Pria Brasil itu juga berbahaya ketika menemukan ruang menusuk masuk dan melepas tembakan dengan kaki kanannya. Bila dua kekuatan itu dilimitasi, sahabat karib Neymar tersebut bakal kesulitan bersinar.
Tak Sempurna
Manchester City sebetulnya tak sempurna. Pada laga terakhir mereka di ajang Premier League, Kevin De Bruyne cs. ditahan Stoke imbang tanpa gol di Etihad. Stoke bertahan dengan sangat baik.
Setelah menang atas Middlesbrough (2-0; Piala FA), City kemudian kalah 1-3 dari AS Monaco di Liga Champion. Kekalahan ini mengganggu moral tim sekaligus menunjukkan adanya kelemahan di tubuh City.
Di babak pertama, tim seperti tak menunjukkan keinginan menang. Bek John Stones menilai timnya ceroboh dalam bertahan.
Dua kali sisi kanan pertahanan City yang dikawal Bacary Sagna bocor. Gol tandukan Tiemoue Bakayoko memanfaatkan tendangan bebas Thomas Lemar juga memperlihatkan koordinasi pertahanan City yang tak optimal.
Liverpool, meski bukan yang terbaik, sering membuat gol dari situasi bola mati dengan jumlah 10 gol. Hanya Burnley (11), West Ham, Swansea (13), dan West Brom (16) yang punya gol set-piece lebih banyak. Pool punya kesempatan bila memaksimalkan situasi bola mati.
"Saya berharap ada reaksi positif setelah kepedihan ini. Kami ingin menunjukkan lebih banyak hasrat dan keinginan menang. Laga ini akan berat," tutur Sagna.
PRAKIRAAN FORMASI
Manchester City (4-1-4-1): 13-Caballero, 3-Sagna, 24-Stones, 11-Kolarov, 22-Clichy, 25-Fernandinho, 7-Sterling, 17-De Bruyne, 21-Silva, 19-Sane, 10-Aguero, Pelatih: Pep Guardiola
Liverpool (4-3-3): 22-Mignolet, 2-Clyne, 32-Matip, 17-Klavan, 7-Milner, 20-Lallana, 23-Can , 5-Wijnaldum,19-Mane, 11-Firmino , 10-Coutinho, Pelatih: Juegen Klopp
PREDIKSI: BOLA: 50-50, Asian Bookie: 0 : 1/2, William Hill: 1 (1/1) X (13/5) 2 (5/2), Betbrain: 1 (2,03) X (3,86) 2 (4,08)
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.751 |
Komentar