Perjalanan hidup pebola voli putri Maya Kurnia Indri sempat mengalami titik terendah ketika salah satu dokter yang menangani cedera lutut kirinya menjatuhkan vonis bahwa dia harus pensiun.
Namun, Maya tak menggubris saran dokter tersebut. Sebaliknya, atlet kelahiran 17 Februari 1992 itu memilih menantang dirinya sendiri untuk bangkit.
"Saya tidak percaya bahwa karier voli saya sudah selesai. Saya percaya bahwa saya masih bisa main voli lagi," tutur Maya kepada JUARA belum lama ini.
Keyakinan itulah yang kemudian membawa Maya kembali ke liga voli profesional Tanah Air, Proliga, setelah absen sejak Oktober 2015.
Perjuangan Maya untuk kembali ke dunia yang dicintainya terbilang berliku. Selain sempat mengalami depresi, Maya juga harus naik meja operasi untuk memulihkan cedera tulang rawan di lutut kirinya.
"Sebelum operasi, saya sempat bertemu dengan beberapa orang yang pernah mengalami kasus cedera serupa," ucap Maya.
"Di antara mereka, baru ada satu orang yang berhasil. Nah, saya ingin menjadi orang yang kedua," kata Maya lagi.
Kini, perjuangan Maya tersebut tuntas terbayar. Terhitung mulai putaran kedua Proliga tahun ini, Maya resmi menyandang status quicker tim Jakarta Elektrik PLN.
Maya melakukan debut comeback pada Proliga 2017 dengan menjadi pemain pengganti pada laga melawan Jakarta BNI Taplus yang berlangsung di GOR Tridharma, Gresik, Jawa Timur, Jumat pekan lalu.
Pada laga tersebut, Elektrik menang telak 3-0 (25-19, 25-18, 25-23).
Editor | : | Pipit Puspita Rini |
Sumber | : | - |
Komentar