"Pertama kali turun bermain melawan BNI, saya masih belum bisa mengontrol diri. Begitu masuk ke lapangan, saya deg-degan dan merasa tidak menjadi diri sendiri," tutur Maya.
Pemain yang kini memakai nomor punggung 3 itu mengaku belum siap menjadi pemain pengganti. Maklum saja, sejak berkarier sebagai pemain voli profesional pada usia belasan tahun, Maya hampir selalu dipasang sebagai starter.
Maya bahkan menyandang status Pemain Terbaik alias Most Valuable Player (MVP) pada Livoli 2013.
Tentu bukan perkara mudah bagi Maya untuk meminggirkan ego pemain inti dan mempersiapkan mental sebagai pemain pengganti.
"Saya baru menyadari bahwa menjadi pemain pengganti itu tidak mudah. Ketika pemain inti menemui kebuntuan di dalam lapangan, pemain pengganti diharapkan bisa memecahkan masalah tersebut," kata Maya.
"Saya sendiri sampai saat ini masih sedikit terbebani memikirkan bagaimana cara untuk membayar ekspetasi yang diberikan tim," ucap atlet 25 tahun itu.
Faktor Tien Mei
Kendati masih gugup, Maya mengaku senang bisa kembali bermain voli dan bergabung dengan salah satu tim terbaik Tanah Air, Elektrik.
Menurut Maya, kehadiran sosok pelatih Tien Mei menjadi faktor yang mendorong dirinya menerima pinangan Elektrik.
Editor | : | Pipit Puspita Rini |
Sumber | : | - |
Komentar