Manchester City merupakan tim kuat dengan pemain-pemain berkualitas bagus. Meski demikian, The Citizens tampak belum bisa memenuhi tuntutan Pep Guardiola musim ini. Wajar kritik siap menyergap pemain yang tampil tidak sesuai harapan.
Penulis: Christian Gunawan
Raheem Sterling adalah salah satunya, bahkan mungkin yang terdepan.
Beban Sterling sudah mulai terasa ketika dibeli dari Liverpool dengan harga mahal, 49 juta pound pada musim panas 2015. Usianya baru 20 tahun ketika itu.
Kengototannya menolak kontrak baru di Liverpool tak serta-merta mengambil hati para suporter City.
Pada musim pertamanya, Sterling mencetak 11 gol dari 47 penampilan di semua ajang (enam gol dari 31 laga Premier League). Tidak buruk sebenarnya, tapi ternyata tidak cukup bagus buat fan The Citizens.
Kedatangan sayap baru, Leroy Sane, dari Schalke pada awal musim ini memberikan tekanan yang lebih besar buat Sterling. Sane, yang saat ini setahun lebih muda daripada Sterling, segera mencetak gol di laga debutnya.
Namun, tekanan Sane mereda karena cedera mendera pemain Jerman itu.
Memasuki 2017, Sane melejit. Media sosial meramai. Terakhir, setelah kemenangan di Sunderland pada akhir pekan lalu, para pengguna medsos pengikut City menyebut lesatan Sane itu jauh melebihi Sterling.
Keduanya merumput di sisi sayap yang berbeda, tapi perbandingan tak terhindarkan. Torehan Sterling lebih baik karena penampilan yang lebih banyak terutama dari menit bermain.
Sterling telah mencetak enam gol dan lima assist dari 24 penampilannya di Premier League (hanya sekali sebagai pemain pengganti). Sane membuat tiga gol dan satu assist dari 14 penampilannya (lima kali sebagai pengganti).
Namun, anggapan Sane lebih konsisten mungkin beredar lebih kencang lagi. Guardiola memilih mengistirahatkan Sterling saat City menjamu Stoke pada Rabu (8/3).
Pep menurunkan Sane di sebelas awal Citizens. Jesus Navas dimainkan mengisi posisi yang biasanya ditempati Sterling.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.749 |
Komentar