Kritik dan komparasi itu juga menjadi terdengar sumir bila melihat penampilan Sterling dalam beberapa pekan terakhir. Di tujuh pertandingan terakhir, pemain berdarah Jamaika ini mencetak tiga gol dan melepaskan empat assist.
Sterling masih menyimpan banyak potensi. Pada periode awal Oktober sampai akhir Januari, ia sempat mandek, hanya membuat satu gol dan dua asisst di liga serta dua assist lagi di dua kompetisi lain.
Namun, memasuki Februari, hasratnya mengembang lagi.
Selama sebulan terakhir, pemain binaan QPR dan Liverpool ini terlihat mulai bisa memenuhi tuntutan Guardiola untuk tampil lebih terlibat dalam permainan tim, termasuk bertahan.
Grafik permainannya menanjak. Sterling menunjukkan diri bisa menjadi pemain kunci Manchester Biru.
Pemakai seragam nomor 7 City ini tengah menuju musim terbaiknya. Selain terus mengerjakan tugas utamanya mengirim assist, Sterling juga mengasah kemampuan dribel dan sentuhan terhadap bola.
Terkini, ia kembali menyuplai assist saat City menang 2-0 kontra Middlesbrough pada ajang Piala FA, Sabtu (11/3/2017).
Di dua aspek itu, sang sayap menjadi pemain dengan frekuensi tertinggi di City.
Faktanya, hampir di semua aspek ofensif pemain bertinggi badan 170 cm itu membaik bila dibandingkan 2015/16, musim pertamanya di Stadion Etihad.
Sterling mengaku masih belajar mengembangkan diri.
“Saya menyaksikan pemain lain untuk memperbaiki diri. Saya baru berusia 22 tahun. Saya akan menyaksikan pemain-pemain kelas dunia sebagai dasar pelajaran untuk meningkatkan permainan setiap pekannya," ujar Sterling.
"Banyak pemain di posisi saya yang saya perhatikan. Yakin masih bisa membaik. Yang penting adalah menikmati permainan dan belajar setiap hari di latihan. Saya hanya harus menunjukkannya di lapangan. Tak bisa hanya membicarakan keinginan itu, tapi mesti melakukannya,” kata Sterling seperti dikutip Sky Sports.
Pada awal kedatangannya, Guardiola meyakinkan Sterling tentang rencananya. Sterling berada di dalamnya.
Pep melakukan hal itu bukan hanya karena Sterling terancam masygul karena performa buruk di Euro 2016 yang berujung kecaman para suporter. Pep melihat hal unik yang bisa diberikan si pemain.
Tembakannya memang lemah. Namun, kemahiran dan ketenangannya melewati lawan bisa memberikan manfaat besar bagi City.
“Kami membutuhkannya untuk pertarungan satu menghadapi satu dengan pemain lawan. Ia dapat bermain lebih melebar. Sesekali saya berkata kepadanya: ‘Bermainlah lebih melebar dan tetap di sana. Beraksilah satu melawan satu’. Saat ia memenuhinya, sulit baginya untuk masuk ke dalam kotak penalti,” ucap Pep pada awal musim itu.
Namun, Sterling bisa melaksanakannya. Ia menjadi pemain dengan sentuhan terbanyak di wilayah lawan.
“Ia meminta saya untuk bermain lebih langsung, terlibat dalam pembuatan peluang, dan mencetak gol. Itulah yang harus saya lakukan,” ucap Sterling.
Sejauh ini, Sterling melakukan tugasnya secara baik, tak peduli kritik meremehkan dirinya.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.749 |
Komentar