Banyak pihak yang mengatakan Inter Milan mengalami peningkatan pesat di 2016-2017 sejak Stefano Pioli bertugas. Akan tetapi, fakta-fakta berikut justru memperlihatkan kedatangan eks pembesut Lazio itu belum berdampak signifikan.
Penulis: Theresia Simanjuntak
Pada 8 November 2016, Pioli resmi ditunjuk sebagai pengganti Frank de Boer. Pengaruhnya buat Inter Milan terkesan instan.
Usai menelan kekalahan 0-3 dari Napoli (2/12/2016), Inter menyapu bersih tujuh partai Serie A berikutnya dengan kemenangan.
Akibatnya, posisi Inter di klasemen Serie A 2016-2017 pun terdongkrak. Sebelum kedatangan Pioli, Si Biru-Hitam berada di urutan kesembilan. Kini, mereka duduk di posisi keenam.
Tujuh kemenangan beruntun itu harus berhenti pada awal Februari ketika La Beneamata takluk 0-1 di tangan Juventus (5/2/2017).
Inter kemudian menelan kekalahan ketiga Serie A musim ini di era Pioli ketika menyerah 1-3 saat melawan AS Roma (26/2/2017).
Baca Juga:
- Alexis Sanchez, Si Anak Tidak Ajaib Lawan FC Bayern
- Pembaca JUARA Jagokan Thierry Henry Gantikan Arsene Wenger
- Ivan Perisic, Sang Spesialis Gol Dobel Menuju Musim Tertajam
Bila membandingkan dengan zaman kepemimpinan De Boer, Pioli belum membuat perubahan nyata dalam satu poin yang sesungguhnya fundamental buat klub mana pun, termasuk Inter.
Poin yang dimaksud adalah mentalitas juara. Sihir Pioli belum berhasil menyulap spirit medioker Inter menjadi sekuat baja.
Hal ini dapat dilihat dari hasil-hasil minor Inter di Serie A 2016-2017. Semua tiga kekalahan Inter asuhan Pioli terjadi atas tim-tim yang saat ini berada di lima besar klasemen, yakni Napoli (peringkat 3), Juve (1), dan Roma (2).
Catatan itu mirip dengan era De Boer di mana Inter juga dijungkalkan Roma (2/10/2016) dan peringkat keempat saat ini, Atalanta (23/10/2016).
De Boer malah sedikit lebih oke ketimbang Pioli lantaran sekali mengalahkan Juve dengan skor 2-1 pada pertengahan September.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar