Sungguh keliru apabila kita memberi cap gagal kepada Luis Enrique. Faktanya, di musim perdana bersama Barcelona, Enrique mampu menyamai pencapaian triplete sebagaimana yang juga dicetak Pep Guardiola di musim pembukanya.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa
El Lucho bahkan mampu melampaui berbagai rekor yang diukir pendahulunya tersebut.
Dimulai jumlah gol yang jauh lebih banyak di La Liga (110 gol berbanding 105), jumlah laga beruntun tanpa kalah di seluruh kompetisi (39 partai berbanding 28), hingga jumlah trofi (8 trofi berbanding 7).
Namun, di luar catatan statistik di atas, hal yang paling pantas dikedepankan dalam kesuksesan Enrique adalah gaya bermain.
Menyadari Xavi Hernandez telah melewati masa puncaknya sebagai pemimpin lini tengah Barca, Enrique berani mengubah filosofi tim dengan bermain lebih direct.
Bola tak lagi berkutat lama di lini tengah melalui distribusi ke segala penjuru lapangan. Si kulit bulat alih-alih lebih sering dikirim langsung ke arah lari trisula Lionel Messi, Luis Suarez, dan Neymar.
Baca Juga: 5 Hal Menarik dari Kemenangan 3-1 Liverpool atas Arsenal
Identitas Barca pun mulai bergeser dari tim yang mendewakan ball possession menjadi tim ahli counter attack.
Delapan belas bulan berjalan nyaris tanpa cela. Nyaris tak ada tim di muka bumi yang mampu mengatasi kedahsyatan Barca dengan MSN-nya.
Rekor gol, hattrick, bahkan quattrick, dengan mudahnya dicatatkan personel MSN. Lini belakang bahkan ikut kecipratan kredit lantaran kukuh akibat jarang mendapatkan serangan lawan.
Celakanya, semakin ke sini, lawan kian memahami kiat untuk melumpuhkan sistem yang diciptakan Enrique tersebut.
Dihadapkan pada pola high defense line alias garis pertahanan lebih tinggi serta memutus aliran bola ke arah MSN, Barca seperti tak punya alternatif lain untuk memecah kebuntuan.
Paruh kedua musim 2015/16 diwarnai sederet kekalahan beruntun, tiga di La Liga dan satu di Liga Champion.
Di musim 2016/17, meski dengan lebih sedikit kekalahan, Barca harus berjuang ekstra keras untuk sekadar mendapatkan hasil imbang. Lawan tak lagi merasa terintimidasi karena terus dipermainkan lewat operan-operan pendek Barca.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.748 |
Komentar