Milan menang lagi dan Carlos Bacca kembali mencetak gol.
Penulis: Dwi Widijatmiko
Pada pekan ke-27 Serie A, Sabtu (4/3/2017) di San Siro, Milan mengalahkan Chievo 3-1. Bacca mencetak dua gol, bahkan bisa tiga kalau eksekusi penaltinya tidak gagal.
Sejumlah catatan positif pun muncul. Dalam lima pertandingan terakhir, Milan bisa meraih 13 dari kemungkinan maksimal 15 poin. Sebuah persiapan yang bagus untuk menghadapi Juventus pada pekan ke-28 di J Stadium, Jumat (10/3).
Buat Bacca, dia sudah mencetak 11 gol di liga musim ini. Dalam lima musim berturut-turut, Bacca selalu bisa mengemas dua digit gol di Club Brugge, Sevilla, dan Milan.
Striker asal Kolombia itu selalu mencetak gol dalam dua penampilan terbaru. Sebuah tanda-tanda kebangkitan karena dia sempat berpuasa bikin gol dalam lima penampilan sebelumnya.
“Bacca semakin dekat dengan Bacca yang sesungguhnya. Dia jelas berkembang bagus, terlepas dari kegagalan penaltinya. Inilah pemain yang kami tahu,” kata pelatih Milan, Vincenzo Montella, kepada Mediaset Premium.
Dibandingkan musim lalu sebetulnya ada kemunduran. Pada periode yang sama di 2015/16, Bacca sudah mencetak 13 gol. Akan tetapi, Montella mungkin menilai dari sisi lain.
Baca Juga:
- Bersitegang dengan Rekan Setim, Alexis Sanchez Siap ke PSG?
- Terpilih Jadi Atlet Favorit AORI XXIX, Ini Komentar Boaz Solossa
- Ini Atlet Putra dan Putri serta Tim Terbaik 2016 Menurut Pembaca BOLA dan JUARA
Hal itu adalah efektivitas. Inilah alasan mengapa Milan membeli Bacca dari Sevilla pada musim lalu. Bacca bisa mencetak banyak gol hanya dengan sedikit peluang.
Di Sevilla 2014/15, Bacca mengemas 20 gol di liga hanya dengan melepas 69 tembakan. Dia cuma butuh 3,4 tembakan untuk bikin satu gol.
Pada musim pertamanya di Milan, Bacca tetap efektif. Pemain berusia 30 tahun itu mencetak 18 gol di liga. Hanya separuhnya dari sang top scorer, Gonzalo Higuain (Napoli).
Tapi, lihat efektivitasnya. Higuain butuh 182 tembakan untuk membuat 36 gol, rata-rata 5 tembakan untuk setiap gol. Bacca cuma melepas 77 tembakan atau 4,2 tembakan per gol.
Bukan Servis
Bacca sempre Bacca. Musim ini Bacca tetap Bacca. Sebelas golnya tercipta hanya dari 41 tembakan.
Dia hanya perlu melepas rata-rata 3,7 tembakan untuk membukukan satu gol ke gawang lawan.
Rasio jumlah tembakan per golnya tidak terpaut terlalu jauh dari bomber terbaik saat ini, Andrea Belotti (Torino). Bacca bahkan lebih bagus daripada dua raja gol top lainnya: Higuain (Juventus) dan Edin Dzeko (Roma).
Efektivitasnya hampir sama dengan musim terbaik di Sevilla 2014/15.
Seperti diutarakan Montella, inilah Bacca yang membuat Milan tertarik untuk membelinya.
Sekarang problemnya adalah bagaimana membuat Bacca lebih banyak menembak. Teorinya, semakin banyak dia menembak, akan semakin banyak juga torehan golnya.
Masalahnya bukan servis karena Milan mampu menciptakan hampir 10 peluang gol per pertandingan. Problemnya ada di Bacca sendiri. Penempatan posisi dan pergerakannya masih sering tidak sinkron dengan pemain lain.
Tidak heran Bacca yang lebih sering digusur Montella ke bangku cadangan, sementara para pendampingnya relatif tetap: Suso di kanan dan M'Baye Niang, Giacomo Bonaventura, atau sekarang Gerard Deulofeu di kiri.
Bacca mengakui dirinya yang harus memperbaiki diri.
“Saya menjalani periode yang sulit dengan lama tidak mencetak gol. Tapi, saya merasakan dukungan dari seluruh elemen klub. Mudah-mudahan golgol ini menjadi tanda periode sulit itu sudah berakhir. Saya bahagia, tapi akan bekerja lebih keras lagi,” ujar sang penyerang.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.748 |
Komentar