Lagi-lagi, panggung milik Sadio Mane
Gol kedua Liverpool adalah yang ke-12 bagi Sadio Mane musim ini. Ia menuntaskan permainan tim yang indah dan tidak egois dari para personel Liverpool. Gol hasil kerjasama tim tersebut menunjukkan The Reds bukan hanya soal satu pemain.
Namun, gol Mane plus assist-nya pada babak pertama membuat sorotan lampu Anfield mengarah jelas ke arah striker yang datang dari Southampton pada awal musim tersebut. Dribel memutar badan yang ia lakukan pada sekitar satu jam laga membuktikan kepercayaan dirinya tengah melambung.
Wajar apabila ia terpilih sebagai pemain terbaik laga.
Para pemain Arsenal tidak tahu konsep tactical foul
Terkadang, pelanggaran taktis diperlukan dalam suatu laga sepak bola. Orang Italia mengatakannya sebagai furbizia dan orang Inggris memakai kata reducer. Tujuannya jelas, aksi itu dilakukan untuk menghentikan permainan lawan.
Arsenal dan Arsene Wenger tampak tak mengenal konsep ini. Eden Hazard mencetak gol kontra Arsenal setelah ia membelah pertahanan Arsenal dari lini tengah tanpa seorang pun melakukan tackle.
Hal serupa kembali terlihat. Sebagai ilustrasi, pada menit ke-42, Liverpool melancarkan serangan balik cepat lewat serangkaian operan cepat.
Para pemain Arsenal secara membingungkan menahan diri dalam melakukan tackle. Mereka mendekati pemain Liverpool yang menahan bola tetapi dua pemain hanya menggertak lawan tanpa melakukan usaha merebut bola.
Hal ini tentu menjadi lampu hijau bagi para pemain lincah The Reds untuk terus melaju. Sebaliknya, pemain Liverpool tahu kapan harus melakukan pelanggaran taktis. Emre Can secara gamblang menghentikan laju Alexis di tengah lapangan pada pertengahan babak kedua.
Strategi Juergen Klopp jitu lagi kontra tim enam besar
Liverpool tak terkalahkan melawan tim top six Premier League musim ini. Juergen Klopp memang punya catatan impresif kontra Arsenal, Manchester United, Chelsea, Manchester City, dan Tottenham sejak datang ke Inggris.
Termasuk partai ini, Ia hanya pernah kalah sekali dari 16 laga kontra tim-tim tadi. Catatan positif itu pun kembali terlihat dengan game management yang baik dari Klopp.
Liverpool berada dalam tekanan pada mayoritas babak kedua, terutama setelah Gunners mencetak gol balasan pada awal babak kedua. Para pemain Klopp terlihat merasakan tekanan di pundak mereka kala skor 2-1 terpampang di papan skor.
Masuknya Lucas Perez dan Theo Walcott juga membuat kondisi kian genting bagi The Reds. Namun, strategi Klopp dan organisasi timnya bagus sehingga Liverpool bisa mencuri gol ketiga lewat serangan balik cepat pada menit-menit akhir laga.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | - |
Komentar