Ketika itu, Arema mendatangkan Gustavo Giron Marulanda untuk membuat tim semakin ofensif. Namun, pemain asal Kolombia berpaspor Australia ini akhirnya malah menjadi beban karena tak mampu menjadi "pelayan" Gonzales dan akhirnya cuma bertahan satu putaran.
Baca Juga:
- Ibrahimovic Tambah Dua Tahun Lagi di Man United?
- Alasan Sesungguhnya Eric Cantona Pensiun Dini
- Rekor Finansial Arsenal = Arsene Wenger Bertahan?
Pelatih Arema FC saat itu, Milomir Seslija, sampai dibuat pusing karena harus menggeser Giron ke sektor sayap dan playmaker. Dianggap bisa menimbulkan efek kurang baik pada permainan tim, Giron akhirnya dilepas ke Persegres Gresik United menjelang putaran kedua turnamen.
Gonzales sendiri mengaku butuh pendamping di lini depan. Bila ditanya soal kandidat tandem ideal, ingatan lelaki asal Uruguay ini langsung melayang ke sosok Oscar Aravena saat keduanya berseragam PSM Makassar.
"Oscar Aravena memang tandem yang paling pas bagi saya selama ini," ucap pemain bernomor punggung 10 tersebut.
Kerinduan Gonzales bukan hanya karena mereka membawa PSM menjadi juara Liga Indonesia pada 2003. Namun, keduanya punya chemistry yang sangat baik dan berlomba-lomba mencetak gol.
Gonzales ketika itu mengemas 27 gol, sementara Aravena menjadi top scorer dengan 31 gol. Gelar pemain yang disebut terakhir menjadi pelengkap kejayaan Juku Eja ketika itu.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar