Perbedaan besar di antara Milla dan Guardiola adalah bagaimana cara menyampaikan pesan kepada pemain. Jangankan untuk berbicara bahasa lokal, menggunakan bahasa Inggris saja Milla tidak atau minimal belum mampu.
Alhasil, begitu banyak perantara dalam kehidupan Milla bersama Garuda. Saat menjalani aktivitas dengan publik, dia dibantu Bayu Eka Sari untuk alih bahasa dari Spanyol ke Indonesia.
Memasuki area teknis seperti sesi latihan di lapangan, Bayu jarang terlibat. Milla lebih banyak dibantu oleh Eduardo Perez.
Hampir setiap Milla berpindah posisi, Eduardo mengikuti. Tujuannya adalah menerjemahkan penuturan Milla dari bahasa Spanyol ke bahasa Inggris.
"Memang pemain dipaksa untuk memahami bahasa Inggris," kata Bayu kepada JUARA, Rabu (22/2/2017).
Baca Juga:
- Eksklusif, Ezra Walian Bicara soal Kostum Timnas Pertama dan Mi Bakso
- Gabigol, Ronaldo Terlambat Lima Bulan
Inilah masalahnya. Tidak sedikit pemain kebingungan dengan instruksi dari Milla dan Perez. Maklum, tidak semua pemain timnas menguasai bahasa Inggris, apalagi Spanyol.
"Ada kesulitan ketika Milla berbicara dengan bahasa Spanyol, jadi kami membutuhkan waktu agak lama untuk memahaminya. Saya sendiri tidak mengerti," kata seorang pemain, Rabu (22/2/2017).
Padahal, tiga hari seleksi merupakan momen penting untuk 25 calon pemain timnas. Sungguh disayangkan apabila mereka gagal menunjukkan kemampuan terbaik hanya karena kegagalan komunikasi.
Bayangkan kalau hal serupa terjadi di lapangan pada SEA Games 2017, ketika Milla sangat mungkin harus mengambil keputusan cepat dan menyampaikannya kepada pemain.
Tanpa mengecilkan usaha Milla yang sudah coba mendekatkan diri pemain, PSSI sepatutnya mengevaluasi kendala bahasa di lingkungan timnas. Masih ada waktu pada dua tahapan seleksi, pemusatan latihan, dan sejumlah partai uji coba menjelang SEA Games.
Tak usah jauh-jauh belajar dari Guardiola, ada Ivan Kolev sebagai contoh paling dekat. Saat baru menangani timnas, Kolev sempat menggunakan jasa penerjemah karena tidak bisa berbahasa Inggris.
Hanya saja, kendala itu cuma berlangsung tak lama, sekitar satu tahun. Pelatih asal Bulgaria itu memiliki kemauan belajar bahasa Indonesia.
Ada penuturan dari Pramoedya Ananta Toer berbunyi, “Tanpa mempelajari bahasa sendiri pun orang tak akan mengenal bangsanya sendiri.”
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | - |
Komentar