3. Celta dan Villarreal
Sukses mendapatkan tiket ke Liga Champions di akhir 2002-2003, Celta Vigo masuk fase grup usai menyingkirkan Slavia Praha di Kualifikasi III dengan selisih tipis, 3-2, dari dua laga. Kesulitan itu tak berlanjut di fase grup.
Celta lolos ke 16 Besar usai menjadi runner-up grup di bawah Milan dan mengungguli Club Brugge dan Ajax. Pada akhirnya, Celta diempaskan Arsenal di perdelapan final.
Namun, kewajiban di LC mengoyak performa mereka. Di akhir musim, Savo Milosevic cs terdampar di peringkat ke-19 La Liga 2003-2004.
Beberapa tahun kemudian, Villarreal mengikuti jejak buruk Celta. Sebelum 2011-2012, Villarreal sudah dua kali merasakan LC dengan segala keketatannya.
Namun, pengalaman pun tak menjamin ketangguhan berlaga di dua ajang tertinggi. Villarreal 2011-2012 babak belur di dua kompetisi. Di Liga Champions, Submarino Amarillo kandas tanpa poin di fase grup.
Di La Liga, mereka mesti terdegradasi pada akhir musim secara mengenaskan: hanya selisih satu poin dengan peringkat ke-17, Granada, dan dua poin dari dua klub di atas Granada.
Sejumlah wakil La Liga juga nyaris bernasib serupa dua klub itu. Mereka adalah Mallorca 2001-2002 (peringkat ke-16), Sociedad 2003-2004 (15), dan Valencia 2015-2016 (12).
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.744 |
Komentar