Dari perspektif normal, potensi terdegradasinya Leicester City tak akan mencoreng petualangan hebat saat mereka menjadi juara EPL 2015-2016, tetapi justru semakin membuat kisah itu melegenda.
Penulis: Rizki Indra Sofa
Tidak akan terlalu menyakitkan, namun malah bisa membuat kisah heroisme Leicester musim lalu dikenang di masa mendatang: setelah juara, langsung terdegradasi.
The Foxes akan menjadi tim pertama di era Premier League yang terdegradasi saat berstatus sebagai juara bertahan! Melegenda, bukan?
Tanyakan itu pada setiap fans The Foxes. Barangkali mereka memilih menolak semakin melegenda kalau kasusnya harus terdegradasi dulu.
Hanya, dari pekan ke pekan, potensi anak asuh Claudio Ranieri terjun ke Championship Division semakin besar.
Berdasarkan perhitungan rataan poin mereka sampai pekan ke-25, yang dibandingkan dengan raihan poin tim-tim peringkat teratas yang terdegradasi, maka peluang The Foxes terdemosi musim ini bakal mencapai 100 persen!
Hitungannya sederhana saja. Musim ini, dari 25 pertandingan The Foxes baru mengumpulkan 21 angka. Artinya, rataan poin mereka cuma 0,84 angka per partai!
Dengan raihan rataan demikian, Leicester berpotensi mengumpulkan 32 angka saja di akhir musim ini.
Kalau berkaca dari sejarah EPL dari 1995-1996 (sejak memakai 20 klub), tak ada satu pun tim yang selamat dari degradasi dengan angka serendah itu!
Angka rataan tim peringkat teratas yang terdegradasi di EPL terhitung sejak 1995-1996 ialah 35,8 angka.
Rekor poin terendah tim di peringkat ke-18 alias garis teratas tim zona merah adalah Burnley di musim 2009-2010 dengan koleksi 30 poin saja.
Sementara itu, raihan ponten tertinggi tim terdegradasi menjadi milik West Ham United pada edisi 2002/03 dengan raihan 42 angka.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.744 |
Komentar