Mungkin ini yang namanya sindrom klub debutan. Pada musim pertama di Bundesliga, 2015-2016, Ingolstadt punya posisi yang tidak buruk di klasemen. Paling rendah, mereka berada di sekitar posisi 10 atau 11. Pada akhir musim, klub yang berada di negara bagian Bavaria itu berakhir di urutan ke-11. Aman dari zona degradasi.
Penulis: Dian Savitri
Akan tetapi, musim ini tidak demikian. Usai pekan pertama, mereka sudah langsung berada di peringkat ke-11.
Pencapaian itu merupakan posisi tertinggi sejauh ini sebab Ingolstadt sekarang berada di urutan ke-17. Kalau tidak mengamankan diri, maka Ingolstadt akan terdegradasi secara otomatis bersama Darmstadt.
Ada penyebab utama mengapa Ingolstadt begitu terpuruk musim ini. Pelatih yang membawa mereka promosi dan tampil tak buruk musim lalu, Ralph Hasenhuettl, lantas diboyong oleh RasenBallsport Leipzig.
Penggantinya, Markus Kauczinski, bukanlah Hasenhuettl. Ditunjuk pada 1 Juli 2016, Kauczinski dilepas pada 6 November tahun lalu setelah hanya mengawal 12 laga.
Ingolstadt lantas punya pelatih baru, Maik Walpurgis, mulai 12 November. Hingga akhir pekan lalu, Walpurgis sudah melakoni sembilan laga. Termasuk satu partai penting, di mana mereka bisa mengalahkan tamunya, Leipzig (10/12/2017).
Ketika itu, Leipzig berada di peringkat pertama dan menjadi saingan utama Bayern Muenchen. Sebelum pertandingan itu, ada tantangan yang diajukan oleh Muenchen.
Jika Ingolstadt bisa mengalahkan Leipzig, maka mereka akan ditraktir makan sosis. Itulah yang terjadi. Bos Muenchen, Karl- Heinz Rummenigge, menepati janji.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar